Disaat mengetahui akan adanya Festival Sinema Australia Indonesia 2023 yang dilangsungkan di Jakarta pada 24-26 Februari kemarin, saya bergegas menuju situs FSAI untuk registrasi.
Selain diselenggarakan di Jakarta, FSAI juga ada di beberapa kota lainnya, seperti Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung, dan Tangerang Selatan.
FSAI menampilkan film-film populer karya anak bangsa yang merupakan alumni Australia, dan mencakup beragam genre. (sumber: https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/fsai2023.html)
Hari pertama, 24 Februari 2023, saya menonton film Penguin Bloom. Ingin sekali saya menonton film sebelumnya yaitu Paranoia. Tapi waktunya tidak pas. Pukul 16.00 WIB saya masih berada di kantor.
Kembali ke film Penguin Bloom. Film ini ternyata diambil dari kisah nyata. Merupakan arahan dari sang sutradara Glendyn Ivin, mengisahkan Samantha Bloom yang mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan kelumpuhan. Sehari-harinya menggunakan kursi roda.
Pada suatu hari anaknya menemukan seekor burung murray yang terluka. Anaknya membawa burung tersebut ke rumah. Lalu burung tersebut akhirnya menjadi seperti keluarga diantara mereka. Burung ini mengajarkan kepada Samantha untuk tetap terus bersemangat dan bersyukur walau mengalami kejadian yang tidak mengenakkan.
25 Februari 2023
Lanjut di hari kedua, yaitu di tanggal 25 Februari, saya menonton 3 film berturut-turut di FSAI. Dengan penuh semangat, saya langsung bersiap-siap menuju bioskop, tempat dilangsungkannya FSAI ini. Menaiki bus Transjakarta sekali saja, dilanjutkan dengan berjalan kaki, hingga sampailah menuju tempat nonton FSAI.