Lihat ke Halaman Asli

Raksasa yang Tertidur

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia berada diatas pertemuan  Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Hindia-Australia serta jalur Gunung Api Pasific (Ring Of Fire). Rawan akan gempa dan letusan gunung berapi. Dari 60 - 70 gunung api yang ada di Indonesia beberapa diantaranya kembali aktif setelah gempa dasar laut Desember 2004 yang lalu. Salah satu letusan terdahsyat disepanjang sejarah peradaban umat manusia adalah supervolcano Toba. Gunung Toba Purba ini tergolong Supervolcano dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolacano itu puluhan kilometer. Supervolcano adalah penyebab kemusnahan bumi yang paling berbahaya selain hantaman asteroid. Supervolcano bisa meletus dengan kekuatan beribu-ribu kali dari kekuatan gunung berapi biasa melebihi bom atom. Ia bisa diam beratus-ratus ribu tahun dan mengumpulkan magma yang banyak di dalamnya sehingga meletus dengan dahsyat yang sanggup menghancurkan benua. Super volcano Toba pernah meletus sebanyak 3 kali: 1. Letusan pertama terjadi sekitar 840 juta tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. 2. Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 juta tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. 3. Letusan terdahsyat ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya. Magma yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan karena tak ada daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena tekanan magma. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera. Letusan ketiga lamanya satu minggu memuntahkan 2.800 km2 bahan vulkanik, 800 km2 batuan ignimbrit dan 2.000 km2 abu vulkanik, terlontar setinggi 10 km dari permukaan laut, tertiup angin selama dua minggu dan menyebar keseluruh dunia sampai ke Kutub Utara, menyebabkan perubahan iklim global, suhu bumi menurun drastis (zaman es) dan pada akhirnya membunuh 60% populasi manusia pada saat itu. Menurut penelitian Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University.  Kedua pakar gunung api itu memperkirakan, bila Toba kembali meletus, hampir seluruh kawasan Sumatera Utara akan tergenang lahar panas setebal 50 meter. Suhu lahar itu diatas 750 derajat celsius. Material padat yang dimuntahkan sebanyak 2.800 kilometer kubik -cukup untuk menimbun Jakarta setinggi 4.500 meter! Semua kehidupan 1.000 km sekitar letupan akan mati seketika. Kemudian, suhu dunia akan menurun drastis karena sinar matahari akan dihalang oleh debu di angkasa selama berbulan-bulan. Kepunahan masal segala spesies didunia akibat perubahan suhu ini. Abu tebal akan menyelimuti muka bumi. Tsunami raksaksa akan menghantam pantai timur Afrika, India, Asia Tenggara dan Australia. Danau Toba dengan panjang 100 km lebar 30 km, terletak ditengah Propinsi Sumatra Utara ini adalah danau terbesar di Asia Tenggara, keelokan dan  keindahannya tersohor sampai ke manca negara, si cantik ini masih menyimpan energi kekuatan yang tak terduga seperti raksasa yang tertidur....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline