Lihat ke Halaman Asli

SMS Juara

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sedih juga melihat idola tersisih di ajang pencarian bakat yang marak diadakan di beberapa stasiun televisi. Ada bagusnya juga digelar acara ini, sehingga orang-orang yang punya bakat dan talenta yang berasal dari pelosok segala penjuru tiba-tiba menjadi terkenal dan bisa menjadi selebritis, padahal pada mulanya mereka bukanlah siapa-siapa .

Tetapi yang menjadi tidak fair adalah penilaiannya bukan dari juri yang profesional dibidangnya. Padahal mereka berusaha menyampaikan kritik atau pujian yang mendorong pesertanya untuk tampil lebih baik lagi. Penilaian didasarkan pada polling SMS, yang mempunyai polling tertinggi tidak menjamin seseorang itu punya bakat besar. Banyak peserta yang bagus harus gugur karena polling.

Contohnya  pernah ada peserta pencarian bakat dari daerah saya yang bertarung ke Ibukota, sebut saja A. Keluarganya merogoh kocek jutaan untuk membeli voucher pulsa untuk dibagi-bagikan pada kerabat, teman, tetangga, tukang becak, tukang ojek, tukang sayur untuk mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya mendukung si A.

Jadi penilaiannya siapa yang berhasil mengirim SMS sebanyak-banyaknya maka dia lah yang jadi pemenang. Lalu apa gunanya juri yang setiap minggu berkoak-koak memberikan penilaian toh pada akhirnya harus takluk dengan SMS!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline