Lihat ke Halaman Asli

Eli Rahmawati

@elirahmaaa

Kebakaran Hutan

Diperbarui: 3 Maret 2021   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kebakaran hutan adalah bencana atau kejadian yang seringterjadi di Indonesia maupun di luar negeri. Di Indonesia misalkan di Riau.Riau langganan kebakaran hutan dan lahan hampir tiap tahun.Musim kemarau panjang diduga faktor penyebab utama kebakaran tersebut. 

Sepanjang tahun 2020,tepatnya sejak 11 Februari hingga Oktober 2020, luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau mencapai 1587,66 hektar dengan jumlah hotspot 2.730 titik. Pada 2019, sekitar 75 kecamatan dan 188 desa di Riau tercatat rawan kebakaran hutan.Pada 2020, bertambah jadi 99 kecamatan dan 346 desa.

Menurut Edwar Sanger, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Riau, luas kebakaran hutan tahun ini berkurang 83,62% dibanding tahun lalu. "Jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan jumlah luas lahan yang terbakar cukup signifikan."Katanya,selasa 27 Oktober 2020. Selasa 27 Oktober 2020.

Saat BMKG mengingatkan terjadinya kekeringan berkepanjangan pemprov Riau tetap waspada dengan menetapkan keadaan darurat kebakaran hutan dan lahan jauh sebelum puncak kekeringan pada 11 Februari hingga 31 Oktober 2020.

Edwar mengatakan memasuki musim kemarau fase kedua, yakni Agustus, Satgas Kahutra mulai bergerak ke selatan seiring dengan perubahan arah angin, dan perhatian serta fokusnya dialihkan ke Pelalawan, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi.

Pasca perubahan angin, Provinsi Riau kerap menerima asap dari provinsi tetangga seperti Sumatera Selatan dan Jambi.
Selain pemadaman lewat darat udara , teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga berperan penting dalam mengurangi areal kebakaran. Pada tahun 2020, TMC akan dikelola oleh Badan Evaluasi dan Penerapan Teknologi (BPPT) terdiri dari tiga tahap, dimana ini menjadi yang paling banyak dari tahun sebelumnya.

Tidak hanya itu, selama keadaan darurat, Riau juga mendapat pasokan enam unit helikopter pengisi air dan helikopter patroli dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Guna meningkatkan efisiensi jarak tempuh dan jangkauan titik -  titik pemadaman, di Provinsi Riau, helikopter akan disiagakan ke empat tempat, yakni Dumai, Indragiri, Huludan, Pekanbaru.

"Sudah kayak strategi perang. Saya banyak belajar dari TNI dan Polri. Kapolda, Danrem dan Danlanud juga cukup peduli dan membantu menjaga Riau bebas asap, karena pemadaman mulai ketika api masih kecil dan patroli tidak hanya siang hari, " kata Edwar.

Sekarang kita sudah memasuki Januari 2021, pandemi COVID-19 belum juga berakhir.Pemerintah Provinsi Riau telah mencabut status tanggap darurat karhutla, dan belum memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan ( karhutla), Karena saat ini Riau Musim hujan dimulai. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan diharapkan dapat diminimalisir. Rencananya pada 27 Oktober 2020, Gubernur Riau Syamsuar akan mengumumkan pencabutan status siaga darurat dan akan menjabat sebagai Komandan Satgas Riau Karhutla dan Karhutla.

kesimpulan yang dapat diambil yaitu faktor penyebab utama kebakaran hutan tidak hanya dari kemarau panjang saja akan tetapi ulah manusia yang tidak bertanggung jawab untuk menjadi faktor penyebab kebakaran hutan contohnya saja yang membuang puntung rokok di mana saja khususnya membuang disekitaran tempat yang penuh akan tumbuhan dan bercampur dengan sampah organik ataupun anorganik tanpa memastikan putung rokok itu sudah benar-benar padam yang nantinya dari sisa api yang ada di putung rokok tersebut akan merambat ke sampah dan tumbukan dan dari api yang kecil karena adanya perambatan maka menjadi Lahab yang lebih besar dan akhirnya akan menimbulkan kebakaran hutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline