Surabaya, 22 Januari 2024 -- Muhammad Al Faaiz, seorang pemuda dengan langkah-langkah penuh tekad, berdiri tegak di panggung ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2023. Di balik sorotan lampu yang menerangi wajahnya, ada sebuah ide sederhana namun penuh makna. Sebuah ide yang lahir dari keresahannya terhadap kebutuhan masyarakat dan hasratnya untuk memberi dampak nyata. Al Faaiz, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University, berhasil menorehkan namanya di antara para wirausahawan muda berbakat Indonesia.
Mengikuti kategori Boga Business Plan, Al Faaiz mempersembahkan sebuah inovasi dalam bentuk yoghurt tinggi protein. Namun, ini bukan sekadar yoghurt biasa---produk ini membawa kekayaan rasa buah, hasil fermentasi biji kedelai, yang menghadirkan probiotik untuk pencernaan lebih sehat. Di setiap tetes yoghurt tersebut, tersembunyi usaha untuk menyelamatkan para petani kedelai lokal, memutus ketergantungan pada impor yang mendominasi pasar Indonesia.
Pada panggung final di Surabaya, Al Faaiz berhadapan dengan tiga pesaing tangguh dari universitas-universitas ternama. Dengan ketenangan yang lahir dari keyakinan, ia berdiri bukan hanya sebagai peserta, melainkan sebagai representasi sebuah visi besar---visi untuk menghadirkan perubahan yang tidak hanya terlihat di atas kertas, tapi terasa di kehidupan nyata. Akhirnya, ia keluar sebagai Best of the Best, sebuah gelar yang meneguhkan dedikasinya terhadap inovasi bisnis yang berdampak luas.
"Ide bisnis ini saya rancang bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi untuk masyarakat dan lingkungan," ungkapnya dengan mata yang berkilau oleh mimpi besar. "Saya ingin memberdayakan petani kedelai Indonesia, agar kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor yang selama ini mencapai 70%." Dalam perjalanannya, ia menyelami lautan ilmu bisnis, mulai dari keuangan hingga riset pasar. Ia bahkan menggali lebih dalam melalui kuesioner yang melibatkan 60 mahasiswa, sebuah usaha untuk memahami kebutuhan pasar dengan lebih baik.
Di balik kesuksesannya, ada tangan-tangan penuh kasih yang mendukung. Indria Angga Dianita, dosen pembimbingnya, dan Prof. Dr. Tri Arief, Direktur Kampus Tel-U Surabaya, adalah dua sosok yang tak henti memberikan dorongan. Dengan penuh rasa syukur, Al Faaiz mengakui bahwa dukungan kampus adalah salah satu faktor utama yang menguatkan dirinya dalam menghadapi tantangan kompetisi ini.
Kesuksesan yang diraihnya di panggung WMM 2023 ini adalah awal dari langkah-langkah besar lainnya. Al Faaiz berharap, melalui perjalanannya, ia bisa menyalakan api semangat bagi generasi muda lainnya---untuk bermimpi, berani melangkah, dan menciptakan dunia yang lebih baik dengan ide-ide sederhana yang memiliki kekuatan untuk mengubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H