Lihat ke Halaman Asli

Elina A. Kharisma

TERVERIFIKASI

Berbagi hal baik dengan menulis

Mengapa di Sekolah (Berasrama) Rentan Terjadi Kekerasan?

Diperbarui: 20 September 2022   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kekerasan di sekolah. (sumber: HUTTERSTOCK via kompas.com)

Sekolah sebagai institusi pendidikan sejatinya menjadi ruang aman bagi para siswa, tetapi masih segar diingatkan kita akhir-akhir ini bermunculan berita tentang kekerasan oleh siswa kepada temannya termasuk yang terjadi di sekolah berasrama hingga korbannya meregang nyawa. 

Lalu, apa saja hal-hal yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencegah terjadi kasus kekerasan terhadap para siswa?

Salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan perundungan di sekolah adalah senioritas. Para kakak kelas mengganggap adik kelas lebih inferior dan merasa perlu mendidik adik kelas, termasuk dengan cara yang keras, semena-mena, dan tidak logis. 

Hal ini dapat dilihat bahkan dari hari pertama siswa baru masuk sekolah, yaitu pada Masa Orientasi Sekolah (MOS). Bertahun-tahun MOS identik dengan peloncoan terhadap siswa baru dengan alasan membentuk mental. 

Namun, bukan mental yang siap menghadapi lembaran baru di sekolah dan menjadi antusias belajar, para siswa baru tidak jarang mendapat kekerasan fisik dan verbal. Siswa senior mengganggap hal ini wajar karena mereka pun dulu mengalaminya. 

Oleh karena itu, pihak pimpinan sekolah harus mengambil langkah untuk memutus mata rantai senioritas. 

Budaya yang kental dengan senioritas harus diganti dengan yang membuat siswa saling mendukung dan mengasihi sehingga sekolah menjadi ruang aman, khususnya bagi para junior. 

Beberapa tahun belakangan, sudah diserukan MOS yang ramah, tanpa pelocoan tetapi mengandung kegiatan yang memang mempersiapkan siswa baru untuk lebih mengenal sekolah.  

Akan tetapi, mengubah visi-misi MOS ini tidaklah cukup untuk meminimalisasi kasus kekerasan, jika di hal-hal lain tetap ada kesempatan bagi para senior untuk menindas juniornya, misalnya saat kegiatan kegiatan ekstrakuriker. 

Oleh karena itu, pimpinan sekolah harus memastikan bahwa tidak ada celah bagi siswa tingkat atas untuk melakukan perundungan terhadap adik kelasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline