Keterbatasan Artificial Intelligence (AI) dari Human Intelligence (HI)
karya: Prof. Hendry Izaac Elim, Ph. D
Ilmuan Fisika Indonesia
Universitas Pattimura
Email: prof.hendry.izaac.elim@gmail.com
Kemajuan inovasi super-computer, pengembangan fisis perangkat lunak (softwares) yang terintegrasi dengan mesin (machine learning system with automatic engineering) telah membuat kerjaan manusia dibumi dengan kecepatan instant (ultrafast response).
Gaya hidup serba mudah dan cepat serta instant tanpa banyak interaksi dengan sesama manusia telah mengalami penyebaran seperti virus kehidupan yang mewabah umat manusia di abad 21 ini.
Pemikiran filsafat hidup yang ditunjang hubungan spiritual dengan kepercayaan pada Tuhan yang Maha Kuasa di Alam Semesta yang tanpa batas ini, telah membuat aktivitas pekerjaan dan kehidupan sesama manusia di bumi menjadi sangat bergantung pada teknologi yang mobile kemanapun manusia bepergian.
Salah satu teknologi paling mutahir di abad super-canggih ini adalah Artificial Intelligence (AI) yang ditunjang oleh super-computer, big data (giant electronic and magnetic storages) , dan internet of things (IoT) yang dikontrol oleh software-machine learning devices.
Teknologi AI ini kemudian dikembangkan dengan dukungan berbagai bahasa baik bahasa umat manusia maupun bahasa pemrograman pintar (large language models/ LLMs).