Lihat ke Halaman Asli

Prof. Hendry I. Elim

Dosen dan Peneliti

Taat Guru: Menentukan Kesuksesan atau Kegagalan

Diperbarui: 8 Juni 2023   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber (data pribadi hasil melayani): Momen yang sangat menyentuh di Kecamatan Leksula yang terdiri dari 19 Desa, di Kabupatan Buru Selatan.

Stereotip guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, bukanlah pengakuan atau penghargaan biasa atau sekedar basa-basi semata, dalam kenyataannya memang benar adanya.

Secara hukum guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa belum ada di negera hukum Indonesia. Sehingga kata stereotip guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang kesannya agak negatif menjadi paradoks atau fenomena karakter dan kehormatan guru di Indonesia.

Jasa dan keberdaan guru dalam mendidik warga negara suatu negara besar seperti Indonesia sangat diperlukan untuk meraih kemajuan bukan saja dalam kualitas pendidikan tetapi juga moral dan karakter pendidiknya, yang pada akhirnya menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan diakui dunia.

Dengan demikian bangsa yang besar ini memerlukan para guru yang memiliki integiritas tinggi (excellent integrity teachers) atau guru yang mengajar dengan hati yang bersih dan murni serta berpengetahuan hikmat yang benar.

Input sumber gambar

Kondisi ini setidaknya dapat didalami lebih jauh di Kawasan Indonesia bagian timur termasuk Papua, Maluku dan NTT, merupakan kawasan yang mengalami perkembangan pendidikan terendah di seluruh Indonesia. Untuk itu diperlukan usaha yang pintar dan tepat guna agar lebih efektif dalam menjangkau daerah yang sebagian besar terdiri dari daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

Hal ini diperparah oleh kondisi keterbatasan ekonomi, transportasi laut dan udara, serta kurangnya kualitas guru, dan keadaan kesehatan masyarakatnya yang masih tertinggal.

Oleh sebab itu, sebagai para ilmuan sains fisika sederhana dari timur, kami harus dapat berkontribusi buat Negara Indonesia yang tercinta ini.

Dalam berkontribusi dalam dunia pendidikan yang rumit dan tertinggal di daerah 3T tersebut, berikut sebuah ilustrasi sederhana sesuai pengalaman kami dalam berjuang menggapai cita-cita bangsa dari timur Indonesia.

Kesaksian ketika saya belajar S3 di jurusan Fisika NUS, Singapura, sekira tahun 2001-2005 sebagai sebuah ide implementasi untuk membangun pendidikan daerah3T yang tertinggal yaitu melalui ketaatan belajar pada para guru kami terdahulu yang telah banyak berkorban baik tenaga, pikiran maupun anggaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline