Lihat ke Halaman Asli

Pane dan Ocep Sahabat Sejati

Diperbarui: 24 November 2020   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama saya pane. saya merupakan seseorang anak kilang minyak yang kaya raya, hidup ku elegan, apa saja yang ku ingin tentu bisa, tetapi kalo permasalahan sahabat ataupun teman saya gak bisa, sebab apa? saya tidak memiliki sahabat ataupun teman di sisiku, karena saya orang nya pendiam dan jutek.

Waktu itu saya sekolah di suatu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta. Waktu mos saya bisa punya sahabat tetapi cuman sebentar karena saya pendiam, sulit buat berteman. Setelah 2 jam sehabis mos saya juga menemukan kelas baru bersama anak- anak lainnya.

Waktu itu terdapat orang mendekati saya, namanya Ocep ia anak kurang sanggup tetapi ia banyak teman waktu MOS. Ocep mendekati saya sebab ia kasihan sama saya tidak memiliki sahabat.

Ocep saat itu mendekati saya dengan membagikan saya santapan. Saya juga saat itu pertama-tama sombong tetapi karena ia memaksa akhiranya pun saya menerima santapan darinya, saya juga mulai bergaul dengannya.

Keesokan nya saya diajak kerumah nya, Ocep adalah anak yatim bapak nya wafat karena terkena sakit stroke. Pada waktu itu ingin membawa kerumah sakit tetapi karena terkendala tidak memiliki duit buat ke rumah sakit maka bapak nya dirawat dirumah.

Selang seminggu setelah itu penyakit bapak nya kambuh lagi serta penyakit nya kian parah. Dan pada akhirnya pun bapak ocep terpanggil oleh yang maha kuasa. Ocep pun masih juga tidak yakin bapak nya pergi untuk selamanya.

Seminggu sehabis bapak nya wafat ia juga mengambil alih posisi bapak nya bagaikan kepala keluarga serta tulang punggung untuk keluarga nya. ia memiliki adik wanita nama nya aisyah kelas 2 SD.

Aisyah juga menolong bunda nya buat berjualan gorengan itu juga kadangkala laris manis kadangkala tidak.

Sedangkan Ocep setelah pulang sekolah ia juga berangkat ke pasar untuk mencari nafkah keluarga nya dirumah.

Tiap hari ia jadi kuli panggul, saya juga menangis memandang keadaan rumah nya yang atap-atap nya telah bolong, cat bilik rumah telah kumal.

Pekerjaan bunda nya yang menjadi cuci, tiap hari ia mendapatkan order baju dari orang sebelah nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline