Lihat ke Halaman Asli

Eli Halimah

open minded

Bahagia Versi Kami

Diperbarui: 27 November 2020   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak orang yang mengatakan bahwa jatuh cinta itu tidak perlu sebab. Jatuh cinta tidak perlu logika apalagi rumus matematika. Jatuh cinta cukup dirasakan dan semua akan berjalan apa adanya.

Menurutku, pandangan itu terkesan sangat pasif. Kita seolah menjadi objek dari cinta itu sendiri. Padahal, seharusnya  kitalah yang  harus bisa menjaga dan mengendalikan cinta. Kita adalah pelaku cinta dan bukan objek cinta.

Menurut Eric From dalam buku To Have or To Be, cinta itu tidak datang secara tiba-tiba. Cinta itu bisa diupayakn dan dipelajari. Maka, jadilah pencinta yang aktif, sehingga yang terjadi bukan jatuh cinta ( falling in love), tetapi membangun cinta (standing of love).

Sebagai manusia dewasa, kita tentu sadar bahwa cinta perlu dibentuk dan dijaga. Apalagi dalam hubungan suami istri, cinta yang apa adanya, cinta yang berjalan dengan sendirinya, tidaklah cukup untuk mempertahankan biduk rumah tangga.

Dalam perjalanan rumah tangga, kita akan menemui banyak kendala, masalah, tantangan, cobaan, dan juga godaan. Masalah rumah tangga bukan saja hal-hal yang dianggap buruk, seperti sakit, krisis finansial, dan lain-lain. Akan tetapi, nikmat-nikmat yang menyenangkan pun bisa jadi adalah cobaan dalam rumah tangga.

Saat suami berada pada karir yang sangat baik, kondisi keuangan yang berlebih, prestasi anak yang sangat gemilang, bisnis yang maju pesat, jika tidak  disikapi dengan baik, bisa menjadi bumerang dalam rumah tangga.

Dibutuhkan kekuatan dan kesamaan pola pikir dari kedua pasangan. Cinta seadanya yang kita miliki, bisa jadi tidak cukup kuat untuk membentengi, menahan, dan menyeimbangkan semua permasalahan itu.

Diperlukan cinta sejati, kuat, dan aktif untuk bisa memprtahankan dan mengembangkan kehidupan berumahtangga ke arah yang lebih baik dan kuat.

Cinta seperti ini bisa memberikan dorongan dan kekuatan yang dasyat. Orang yang memiliki cinta tipe ini, niscaya hidupnya akan bahagia, penuh warna, optimis, semangat, menerima, tidak mengeluh, tidak malas, tidak marah, tidak murung, dan tidak akan putus asa.

Setelah 24 tahun mengarungi lautan rumah tangga, deburan air, ombak, bahkan tsunami rumah tangga telah aku jalani. Jika cinta yang kumiliki tidak kuat dan murni, entahlah, apa yang telah terjadi dengan sejarah rumah tangga kami.

Beruntung sekali, dulu orang tuaku mengajarkan banyak nilai-nilai Islam melalui pola pendidikan dan pengasuhan mereka. Agama meruapakan landasan terkuat untuk menjaga dan merawat cinta pasangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline