Lihat ke Halaman Asli

Eli Halimah

open minded

Kekuatan Wanita Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata

Diperbarui: 3 November 2020   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sometimes the strength of motherhood is greater than natural laws" (Barbara Kingsolver), terkadang kekuatan keibuan lebih besar dari kekuatan alam.

Wanita, kata yang terkadang diidentikkan dengan kelemahan dan ketidakberdayaan. Dunia yang menurut sebagian orang emosional, irrasional, dan penuh kebaperan. Dunia yang 'terkadang' dinilai sebelah mata, bahkan oleh wanita itu sendiri. Namun siapa sangka, dalam kelemahannya, wanita  memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa.

Islam memandang wanita dengan sangat mulia dan bermartabat. Sebagai anak, ia pembuka surga bagi orang tuanya, sebagai isteri ia penyempurna agama sang suami, dan sebagai ibu, ia merupakan penggerak pintu do'a dan di telapak kakinyalah surga anak berada.

Quote yang ditulis oleh Barbara Kingsolver, seorang ibu, novelis, penulis esai, dan penyair Amerika ini seperti memberi kekuatan baru bagi saya. bahwasanya menjadi ibu, bukanlah alasan untuk tidak melakukan hal-hal baik, positif, dan bermanfaat bagi orang banyak.

Sebagai seorang ibu, wanita bisa menciptakan peradaban melalui pola pengasuhan di rumah. Mengapa dikatakan demikian? Dalam perkembangan psikologisnya, anak akan memperoleh pengaruh terbesar dari orang tuanya. Dalam masyarakat kita, seorang laki-laki adalah kepala rumah tangga. Ia berkewajiban memenuhi nafkah bagi keluarganya.

Maka, sebagian besar pola pengasuhan dan pendidikan anak berada di tangan ibu. Jika pola pengasuhan yang diterapkan baik, maka perkembangan anak pun menjadi baik. Tetapi, jika ibu menerapkan pola yang salah, maka kesalahan karakter sangat mungkin terjadi pada anak.

Dari karakter individu, akan membentuk karakter masyarakat, dan karakter masyarakat secara keseluruhan akan membentuk karakter sebuah bangsa. Dapat dibayangkan pentingnya peran seseorang  bernama ibu.

Dalam dunia kepenulisan Indonesia, tercatat banyak penulis wanita yang sukses. Mereka tidak saja gemilang dalam karir kepenulisannya, tetapi keharmonisan keluarga mereka pun dapat menjadi suri tauladan bagi wanita lain di negeri ini.

Sebut saja kaka beradik Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia. Indonesia juga memiliki NH Dini, Mira W, Ayu Utami, Dewi Lestari, Leila S Chudori, Ika Natassa, Intan Paramadhita, Okky Madasari, Laksmi Pamuntjak dan sederet penulis terkenal lainnya.

Institut Universitaire en Sant Mentale de Montral dan University of Montreal pernah melakukan serangkaian tes pada pria dan wanita untuk membuktikan perbedaan tingkat sensitivitas yang mereka miliki.

Terbukti, sistem limbik (pusat ingatan dan emosi) di antara keduanya memiliki reaksi yang berbeda. Wanita cenderung berfokus pada perasaannya saat menerima rangsangan, sementara pria cenderung berpikir dan menganalisa akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline