Lihat ke Halaman Asli

Elicia

Siswi SMA

Berlari dengan Indahnya Waktu

Diperbarui: 3 Juni 2024   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, anak-anak kelas 10 sudah duduk manis di dalam aula. Kami tidak tahu apa yang mengharuskan kami datang ke sini. Akan tetapi, Pak Asep terlihat sudah sangat siap dengan kertas di tangannya dan membacakan isinya kepada kami.

"Anak-anak yang Bapak banggakan, pagi ini Bapak memiliki pengumuman penting," ujar Pak Asep.

Aku dan Laut terheran-heran. Sepertinya kami berdua memikirkan hal yang sama.

"Dalam rangka melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kalian harus membuat penampilan yang berkaitan dengan keberagaman nusantara seperti drama, adat istiadat, cerita rakyat, atau permainan daerah. Daerah yang diambil adalah Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa-Bali," terangnya.

Nah, kan, betul apa yang kami pikirkan. Lagi-lagi Pak Asep kembali memberikan tugas-tugas kepada kami. Pak Asep memang salah satu guru yang gemar memberi kami pekerjaan. Dengan menghela napas, kami berusaha untuk tetap mendengarkan pengumuman.

"Pembagian daerah ini akan Bapak acak menggunakan spin wheel saat ini juga secara langsung. Setelah ini, anak-anak dapat berdiskusi ingin menampilkan apa. Setiap anak dalam satu kelas harus tampil! Tenang saja, sekolah akan memberikan dana kepada setiap kelas untuk memberi perlengkapan."

Setelah pengumuman penugasan itu selesai, kami menatap layar proyektor yang menampilkan pengacakan daerah. Kelasku, X-E, mendapatkan daerah Kalimantan.

"Wah, ini daerah yang tepat! Beruntung kita memiliki teman dari daerah sana. Ya, kan, Roy?" ucap Sari.

"Aku bisa membantu menentukan apa yang harus kita tampilkan. Aku punya ide menarik, nih!" balas Roy dengan bersemangat.

Sesaat kemudian, kami kembali ke kelas dan mulai berdiskusi untuk menentukan penampilan. Satu kelas sepakat untuk mengambil drama dengan mitos daerah Kutai Timur usulan Roy, si anak Kalimantan. Naskah drama ini mengangkat kisah Long Diyang Yung atau Dewi Padi. Oleh karena Roy adalah orang yang paling memahami mengenai Kalimantan dan kisah yang kami pilih, maka seisi kelas sepakat menjadikannya sutradara.

Selanjutnya kami memilih asisten sutradara yaitu Bee, karena dia mengikuti teater sekolah. Lalu ada bendahara, sebab ia juga menjadi bendahara di salah satu organisasi sekolah di bagian yang sama. Selanjutnya penata panggung yang bernama Raka yang mengetahui bagaimana letak posisi panggung secara benar. Penata rias yaitu Elsa. Untuk perkap karena akan membawa banyak barang terutama pohon bohongan, jadi di pilih yang rumah nya dekat dengan sekolah yaitu Olaf, Joshua, Keisya, Mikel dan kebetulan juga mereka semua mau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline