Lihat ke Halaman Asli

Pemulung adalah Profesi? Realitas!

Diperbarui: 22 April 2021   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak seorang pun dari kita ingin bekerja sebagai pemulung. Kita punya harapan yang sama atas anak cucu kita kelak bisa bekerja di tempat yang resmi, berpakaian necis hingga lalat pun tak bisa hinggap. Selain itu, kita juga berharap pula bila bekerja di tempat kerja resmi pendapatan kita pun ikut terdongkrak. Karena itu, bekerja sebagai pemulung harus ditepiskan jauh-jauh dari pikiran kita.

Meskipun terlihat sehari-hari pemulung itu dekil, hidup dalam komunitas kumuh, tapi mereka bekerja sungguh sangat profesional. Pemulung berangkat kerja pagi, siang pulang ke rumah membawa hasil dari memulung, kemudian sore melanjutkan bekerja memulung. 

Hebatnya lagi, bukan cuman pria yang mencari nafkah dengan memulung tapi sang istri juga memulung, Bahkan anak-anak mereka pun ikut memulung selepas pulang dari sekolah. Luar biasa! Anak-anak mereka dididik juga bekerja dari usia dini.

Bila ditanya kepada saya, daya fisik anak-anak siapakah yang lebih bertenaga dan lebih bertahan bila dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di lokasi perumahan? Saya akan menjawab, anak-anak pemulung lebih bertenaga dan lebih bertahan!

Pemulung itu profesi adalah sebuah realitas karena mereka bekerja sungguh-sungguh profesional. Keprofesionalan terlihat dari kedisplinan bekerja, tekun, rajin, bersaing secara sehat antara mereka, memiliki pendapatan seharian bisa Rp 100.000,-00 ke atas, dan lain-lain. 

Realitas profesi yang harus dientaskan. Kendati mereka bekerja sebagai pemulung, namun profesi sebagai pemulung bukan sesuatu yang ideal sebagaimana yang dicita-citakan oleh amanat undang-undang dan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Salam santun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline