Lihat ke Halaman Asli

Elias Sumardi Dabur

Profile Singkat

Kay Rala Xanana Gusmao

Diperbarui: 18 September 2019   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: cogitasia.com

Xanana Gusmao. Presiden pertama Timor Leste ini belakangan kembali menjadi perbincangan netizen. Media-media online pun banyak yang mengulas kembali profilenya. 

Sebabnya adalah peristiwa kemanusiaan yang sangat menyentuh hati. Xanana Gusmao dalam sebuah video yang menjadi viral dan saat ini sudah ditonton lebih dari satu juta orang di facebook dan twitter mengecup kening Habibie. 

Lalu, Xanana membenamkan kepalanya di dada mantan presiden ketiga RI Prof Habibie. Kepala Xanana terlihat dibelai lembut. Adegan emosional itu adalah kunjungan Gusmao pada Juli 2019 atau jauh hari sebelum negarawan Indonesia itu wafat pada Rabu (11/9/2019).    

Peristiwa yang juga sangat mengesankan adalah saat Xanana menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital,  Singapura. Dalam video yang diunggah istri presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (25//2/2019), Bu Ani mendokumentasikan mantan presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao yang datang membesuknya.  

Postingan video di instagram Bu Ani disertai caption "Sebuah persahabatan tidak mengenal batas ruang dan waktu. SBY dan Bapak Xanana Gusmao mempunyai sejarah persahabatan yang cukup panjang, unik dan menarik. Kemarin beliau datang menjenguk saya di NUH, mendoakan untuk kesembuhan saya. Bapak Xanana menunjukkan keakrabannya kepada SBY dan AHY dengan cara yang unik. Pak Xanana memukul-mukul dada AHY bagaikan putranya sendiri. Terima kasih, Bapak Xanana."

Banyak contoh lain yang menggambarkan kehangatan perjumpaan Xanana dengan tokoh-tokoh di Indonesia, tidak hanya dengan mantan presiden, tapi juga dengan para prajurit yang dulu bahkan menangkap Xanana.

Bagaimana bisa Xanana yang dulu menjadi seteru Indonesia , musuh kelas wahid yang paling dicari, bahkan berhasil ditangkap dan mendekam di penjara Cipinang bisa menjadi dekat, akrab, bersahabat dengan elit politik Indonesia, bahkan dengan para prajurit yang dulu mencari dan menangkapnya?

Jawabannya barangkali bisa kita temukan dari pengalaman mantan pejuang kemerdekaan, kemanusiaan lainnya. Sebut saja Nelson Mandela, pahlawan pejuang pembebasan Afrika Selatan yang akhirnya menjadi Presiden Afrika Selatan.  Atau juga dari Martin Luther King, pejuang pembebasan hak-hak sipil dari Amerika Serikat.

Nelson Mandela pernah mendekam di penjara selama 27 tahun. Selama di penjara, ia diperlakukan dengan tidak manusiawi. Sipir penjara sering menyiksanya. Bahkan yang tak akan dilupakan Mandela ketika ia disiksa dengan cara digantung secara terbalik sambil dikencingi oleh sipir tersebut.

Hebatnya, ketika ia naik ke kursi presiden, dia tidak menggunakan kekuasaanya untuk membalas menindas kulit putih, tapi merangkulnya dan menjadikannya sekutu. Ia berhasil membuat masyarakat Afrika Selatan percaya bahwa pengampunan akan memberikan kedamaian bagi negara yang sedang berkonflik kala itu. Dan Afrika Selatan pun perlahan pulih.

Kata-kata Madiba, nama asli sang pemimpin berikut ini saya kira rahasia dibalik sikapnya,"aku telah menghabiskan waktu dalam berjuang, aku bakan hampir mati. Aku kehilangan waktu selama 27 tahun di penjara, tapi aku harus menyampaikan kepada kalian, aku telah mengampuni mereka (The Long Road to Freedom). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline