Lihat ke Halaman Asli

Elias Sumardi Dabur

Profile Singkat

Komunikasi Publik TKN Jokowi Perlu Ditata

Diperbarui: 31 Agustus 2018   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nasional.sindonews.com

Salah satu poin rekomendasi dari laporan Media Monitoring BK52 periode 17-26 Agustus 2018 adalah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf perlu menata model atau pola komunikasi publiknya, terutama melalui media.

Hasil temuan BK52 menunjukan bahwa secara jumlah (frekuensi) dan tone positif pemberitaan, pasangan calon Jokowi-KH Ma'ruf Amin masih lebih tinggi dari kubu penantangnya, Prabowo-Sandi. 

Frekuensi pemberitaan untuk Paslon Jokowi-MA memperoleh 52 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 48 persen. Sementara itu, dalam hal tone positif pemberitaan, paslon Jokowi-MA meraih 55 persen dan Prabowo-Sandi 45 persen.

Sayangnya, frekuensi dan tone yang baik ini terdistorsi atau sedikit rusak oleh komunikasi publik tim yang belum terencana dengan baik dan tidak terpikirkan dampaknya. Misalnya, pernyataan politisi Nasdem Effendi Choirie, "Ma'ruf Amin Brisik." Pernyataan merusak kesan soliditas tim KIK juga muncul dari Politisi senior Golkar Fadel Mohammad yang menyatakan bahwa Golkar tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. Belum lagi pernyataan tim lain yang bersifat personal attack terhadap figur tertentu.

Itulah sebabnya, BK52 mengusulkan kepada TKN Jokowi agar menata model atau pola komunikasi publiknya dengan lebih baik lagi. Pentingnya penataan komunikasi publik melalui media ini karena ia berhubungan dengan persepsi dan interpretasi yang muncul di kepala publik (penerima pesan) terhadap identitas Jokowi-KH Ma'ruf. 

Oleh karena itu, kehadiran juru bicara atau komunikator publik yang andal, kredibel, berintegritas, tenang, mempunyai kemampuan mendengarkan yang baik, memahami jiwa manusia atau mempunyai kepekaan dalam merespon persepsi masyarakat, sangat dibutuhkan.

Syukurlah, dalam minggu ini, TKN dua kali menyinggung soal komunikasi politik atau komunikasi publiknya. Sekretaris TKN sekaligus Sekjen PDI-P Hasto Kristianto dalam keteranganya terkait penunjukan Deddy Mizwar sebagai Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf mengemukakan salah satu alasanya adalah Deddy Mizwar memiliki kemampuan komunikasi politik yang sangat baik.

Demikian pula, informasi yang disampaikan Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding bahwa TKN mulai mengembangkan strategi komunikasi publik, seperti peran juru bicara hingga konten untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Ia menjelaskan, tim mulai mengintegrasikan seluruh agenda dan sistem kerja di bidang komunikasi publik. Hal itu guna memastikan komunikasi publik yang dihadirkan ke masyarakat tersinkronisasi dengan baik.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Tim Kampanye Hasto Kristiyanto. Ia menuturkan tim selalu melakukan evaluasi rutin dengan para jubir untuk menyampaikan gagasan dan program Jokowi-Ma'ruf ke masyarakat luas secara positif (Kompas.com, 29/8/2018).

Perkembangan ini patut diapresiasi. Publik harapkan para capres-cawapres dan segenap jajaran tim pemenanganya dapat menggunakan strategi komunikasi publik sebagaimana mestinya, yakni yang lebih etis, humanis, edukatif, dan menyehatkan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline