Lihat ke Halaman Asli

Eli Supriatin

ibu rumah tangga

Masalah yang Tak Kunjung Rampung di Tengah Meriah Hari Jadi Kotaku: Sebuah Renungan

Diperbarui: 22 September 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tahun 2024 ini Kota Bandung merayakan hari jadinya yang ke-214. Sayangnya, menjelang perayaan hari jadi tenyata Bandung masih dihantui permasalahan akut yang tak kunjung rampung.

Adapun permasalahan utama yang sering muncul dan selalu menjadi sorotan di Kota Bandung diantaranya terkait kemacetan, banjir terutama dimusim penghujan, sampah yang membludak, pencemaran udara hingga minimnya ruang terbuka hijau.

Kemacetan disinyalir disebabkan karena meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi, adapun banjir disebabkan karena buruknya drainase hingga berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan yang terus dilakukan tanpa memperhatikan aspek lingkungan, maka semakin sedikitnya ruang terbuka hijau seiring dengan pesatnya pembangunan dan jumlah kendaraan yang terus meningkat. Akibatnya, kualitas udara pun menjadi berkurang.

Sejatinya, permasalahan akut kota bandung ini terkait dengan masalah sistem yang diberlakukan saat ini, yaitu kapitalisme. Fokus utama sistem kapitalisme menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Spirit kapitalisme yang mengedepankan pencapaian keuntungan sebesar-besarnya meski memberikan tekanan kepada lingkungan.

Seyogyanya instrumen negara dalam pembangunan infrastruktur harus berbasis kemaslahatan rakyat. Perencanaan infrastruktur dibangun mengikuti tata ruang kota yang sudah direncanakan dengan matang. Begitupun dengan pembatasan kendaraan pribadi dan pengelolaan sampah, karena saat ini Kota Bandung memproduksi sekitar 1.500-1.600 ton sampah per hari. Dan selama ini solusi yang ada belum menyentuh akar masalah sehingga  masalah tak kunjung rampung

Penyelamatan dan penjagaan lingkungan ini tidak dapat dilakukan secara parsial, namun perlu penyelesaian yang integratif. Sejatinya pembangunan infrastruktur di dalam sistem Islam dibangun atas paradigma yang jauh berbeda dengan sistem kapitalisme. Dalam Islam, penyediaan dan pengelolaan infrastruktur publik merupakan tanggung jawab negara. Arahnya adalah untuk memberikan kemaslahatan umum, pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mewujudkan visi penciptaan manusia. Allah Swt. menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan untuk memakmurkan bumi (lihat QS Al-Baqarah: 30 dan QS Hud: 61).

Walhasil, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur diarahkan untuk menjadikan manusia mampu mengemban kedua hal tersebut. Secara otomatis, keselamatan lingkungan akan menjadi perhatian karena merupakan bagian dari upaya manusia untuk memakmurkan bumi.

Eli Supriatin
(Bandung/Jawa Barat)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline