Lihat ke Halaman Asli

Menghadang Rudal Nuklir Korut?

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dari http://www.lensaindonesia.com

[caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="foto dari http://www.lensaindonesia.com"][/caption]

Dunia saat ini dihebohkan oleh pengumuman perang sepihak dari Korea Utara, walaupun aksi Korea Utara ini tidak hanya kali ini saja beberapa tahun lalu pun pernah memprovokasi AS dan antek-anteknya dengan cara yang relative mirip.

Ancaman Korea Utara ini memang selalu ditanggapi serius oleh Amerika, Jepang dan terutama Korea Selatan, karena menyangkut mesin pembunuh yang tidak main-main. Rudal balistik yang mengangkut hulu ledak nuklir. Hari Rabu 3 April 2013, sebuah pernyataan dari militer Korea Utara mengatakan, "Kami secara formal memberitahu Gedung Putih dan Pentagon bahwa kebijakan AS yang semakin keras terhadap DPRK (Korea Utara) dan ancaman nuklirnya akan dihancurkan oleh tekad keras dari seluruh personil dan rakyat. Serangan senjata nuklir modern kami yang semakin kecil dan ringan dan bahwa operasi tanpa ampun dari pasukan bersenjata revolusionernya telah dipelajari dan diratifikasi secara penuh."

Hal itu bisa diterjemahkan bahwa perang bisa terjadi kapan saja, mungkin nanti sore, besok atau malah minggu depan.

Amerika saat ini sibuk mengantisipasi ancaman Korea Utara dengan menempatkan sistem penangkal rudal dalam beberapa minggu mendatang di Pulau Guam. Sebelumnya, Amerika sudah mengirim kapal perang dan pesawat pembom ke kawasan konflik.

Dunia sedang sibuk mengkalkulasi terhadap cara penanggulangan serangan maupun efek-efek dari serangan rudal nuklir Korea Utara tersebut, sedangkan kita di negeri yang katanya adil makmur ini justru sedang sibuk dengan rencana masalah revisi UU Peradilan Militer, UU Ormas, KUHP, KUHAP, santet bahkan mungkin peraturan-peraturan yang dapat menghalangi jalan mereka harus dirombak kalau perlu azas tunggal Pancasila dan turunannya diganti, dicuci biar kita lupa terhadap masalah-masalah kenaikan harga pangan, lupa kenaikan TDL , lupa jalan-jalan sudah mulai berlubang, dan lupa anak-anak Indonesia sudah mulai mengenal aksi terror syahwatnya.

Urusan dalam negeri kita masih ruwet, ATHG masih soal dalam negeri sehingga isu ancaman Korea Utara tersebut belum ada satu instansipun yang membahas dampak buruknya kepada negeri yang kita cintai ini. Kemungkinan hal ini karena mengganggap penghadangan rudal balistik sama persis seperti menghadang mobil di jalan raya, tinggal semprit suruh minggir dan selesai. Namun itu kalau mobil bagaimana dengan rudal nuklir?

Sebaiknya ada instansi terkait yang menjelaskan metode penghadangan rudal nuklir tersebut. Terus bagaimana, dampak ekonominya meskipun krisis yang ditimbulkan uji coba rudal Korea Utara, memberikan pengaruh agak besar bagi pasaran valuta asing dan komoditas kawasan Asia, namun analis pasar berpendapat, dikarenakan skala ekonomi Korea Utara tidak besar, ditambah skala hubungan ekonomi Korea Utara dengan luar tetap sangat kecil, maka pengaruh langsung krisis rudal saat ini bagi kawasan ekonomi perdagangan sangatlah terbatas.

Dampak ekonomi langsung bisa dikatakan kecil, namun dampak kenyamanan warga dunia, karena angkasa akan dipenuhi zat radioaktif belum lagi efek dari gelombang elektromagnetik yang terjadi sebagai akibat ledakan belum bisa diprediksi karena tergantung juga arah sasaran dan jumlah rudal yang ditembakkan. Begitupun dengan dampak kestabilan politik kawasan, terus dampak kenaikan harga minyak dunia akibat perang tersebut masih perlu berpikir terhadap berbagai skenario  yang mungkin akan terjadi.

Ketika belahan dunia lain sudah mulai berfikir ke angkasa namun kita masih asyik berkutat di dalam tempurung kita. Harapan penulis semoga petinggi negeri ini segera sadar bahwa yang diperlukan untuk mengatasi carut marut negeri ini hanyalah dengan penegakan hukum yang tegas dan jangan pernah kompromi dengan mafia yang ada. Sudah banyak aturan hukum kita buat namun selalu ompong dalam pelaksanaannya, sudah banyak keributan dan amuk massa namun keadilan masih belum terasa, sudah banyak hilang kedaulatan wilayah kita namun kekuatan TNI malah akan digembosi. Kapan kita akan tinggal landas kalau masih ribut terus di landasan.

Referensi:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/04/130404_korut_perang.shtml

http://indonesian.rti.org.tw/indonesian/special/perspektif/Perspektif_10.htm

http://www.solopos.com/2013/04/03/rusia-khawatir-korea-utara-meledak-393399

http://id.berita.yahoo.com/jumhur-prihatinkan-36-000-tki-bila-perang-korea-040045548.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline