Judul ini saya tujukan buat orang yang menjuluki dirinya "Special One", ya siapa lagi kalo bukan si tampan Jose Mourinho.
Sebagai pelatih dia tidak sekedar cerdik menerapkan taktik tapi bisa saya katakan jenius, provokasi-provokasi menjelang pertandingan yang melibatkan tim-nya selalu menjadi bumbu pemanas di luar lapangan, ilmu yang mungkin dia dapat sewaktu menyelesaikan studi kepelatihannya.
Tanpa pernah merasakan menjadi pemain sepakbola profesional, karir kepelatihan Jose tidak usah kita ragukan lagi, dan saya tidak akan membahasnya disini karena saya cuma meramaikan berita el clasico semalam yang membuat pendukung el-real (yang saya yakin) sampai saat ini masih belum bisa melupakan tragedi "pembantaian" semalam.
Jauh-jauh hari sebelum "tragedi" semalam terjadi Jose Mourinho sesumbar bahwa kehadirannya di Barnebeu (maaf kalau tulisannya salah, maklum bukan pendukung el-real) akan mampu "merusak" dominasi anak-anak catalan di la liga primera dan tak sabar adu taktik dengan pelatih yang tak kalah tampannya Joseph "Pep" Guardiola.
Satu minggu jelang el clasico provokasi khas Mourinho, kembali menghiasi media-media. Dari mulai menantang pendukung barcelona mencela dirinya saat di camp-nou nanti, hingga "kepedean" bakal mampu menjungkalkan Barcelona berdasarkan statistik dia telah dua kali mengalahkan Barcelona melalui tim yang dia besut sebelumnya (Chelsea dan Internazionale). Provokasi yang di amini anak-anak asuhnya terutama CR-7 yang menantang Leonel Messi dkk, menggelontor 8 gol ke gawang Iker Cassilas.
Provokasi yang ditanggapi dingin para punggawa Barcelona, alih-alih membalas "serangan" kubu el-real, anak-anak catalan justru membuktikan dan membalas ini semua dilapangan, hasilnya 5-0 untuk Barcelona!!!
Fantastis, bombastis, spektakuler, hasil yang sungguh di luar dugaan bagi siapapun terutama buat sang Entrador Jose Mourinho.
Ini adalah kekalahan paling mencolok sepanjang karir kepelatihan Mou, sebelumnya kekalahan terbesar terjadi tahun 2005 silam, saat Middlesbrough membantai Chelsea 3-0.
Dari segi kualitas, el-real (mungkin) tak harus kalah "memalukan" seperti ini. Kalau saya bisa katakan kekalahan semalam adalah buah dari "mulut besar" Jose Mourinho dan Christiano Ronaldo. mereka terbebani dengan statemen mereka sendiri, alhasil ketika fakta dilapangan tak berjalan sesuai harapan, akal sehat pun mentok berjalan. Bukankah sesungguhnya musuh terbesar adalah menguasai ego diri kita sendiri?
Sekedar flashback ke pertandingan, anak-anak catalan justru tampil lebih rileks dan mampu bermain sebagaimana mestinya, Real Madrid? dengan modal 26 partai tak terkalahkan dan penampilan impresif di beberapa laga terakhir justru tampil serba salah, terlebih setelah belum genap 20 menit berjalan gawang Iker Cassilas sudah jebol dua kali oleh Xavi Hernandes dan Pedro Rodriguez.
Entah panik atau pengin membuktikan omongannya di luar lapangan, CR-7 justru terlibat sedikit ketegangan dengan Pep Guardiola.
Babak kedua pun tidak lebih baik buat Madrid, seolah kehilangan sentuhan jeniusnya Mou tak mampu berbuat banyak hasilnya justru 3 gol dari David Villa (2) dan Jeffren Suarez kembali menggelontor ke gawang Iker Cassilas, belum lagi tindakan tidak sportif Sergio Ramos yang akhirnya berbuah kartu merah.
Total selam 90menit Barcelona pun menguasai ball possesion hingga lebih dari 60% dan akurasi tembakan lebih dari 80%.
Benar-benar kemenangan yang luar biasa, tapi bukan Jose Mourinho kalau tidak "omong besar" Mou menganggap 5-0 bukan "pembantaian" Madrid hanya kehilangan 3 angka, Mou juga berdalih pemain-pemain Barcelona sudah lama berkumpul jadi tak heran bisa tampil bagus, sedangkan dia baru membentuk tim, meski beberapa saat setelahnya dia mengakui barcelona memang hebat.
Pertandingan La Liga memang tidak sekedar el clasico, hasil semalam pun tidak bisa dijadikan patokan siapa yang bakal juara, masih banyak partai menanti, masih ada el clasico jilid-2, siapa yang bisa tampil konsisten dan bisa menguasai diri dan kondisi timnya mungkin itulah yang dapat meraih gelar juara di akhir musim ini.
salam,