Lihat ke Halaman Asli

Penyakit Kelamin

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penyakit Kelamin

Sex Bebas. Tidak ada yang salah pada kalimat itu. (mungkin) Tidak pula yang menafikannya. Kalimat tsb menjadi bermasalah ketika dilakukan. Sebab dampaknya akan Rruarr biasa......

Sahibul hikayat ada seorang yang bernama Lewice (bukan nama sebenarnya), warga asing yang tinggal di Indonesia. Keramahan alam dan keindahan wanitanya membuat Lewice kerasan dan menetap di Jakarta.

Lewice menjalin asmara dengan banyak wanita, tak terkecuali dengan beberapa PSK (Pekerja Seks Komersial). Sebagai westerner ia membawa budaya sex bebas dalam jalinan asmaranya. Sayangnya, Lewice tidak memperhitungkan dampak dari perbuatannya tsb, apalagi mencampur adukkan perlakuannya antara wanita baik – baik dengan PSK. Alhasil pada satu ketika Lewice terkena Penyakit Kelamin.

Tentu saja kabar buruk itu membuatnya Galau Tingkat Dewa. Tidak ada cerita selain memastikannya ke dokter spesialis kelamin langganannya. Setelah diperiksa, dokternya bilang.. ”Ini penyakit berbahaya… kelamin bapak musti di amputasi supaya tdk menjalar ke-mana2”

Nah Loch…...Lewice pun langsung lemas dan nyaris putus asa.. Dia minta waktu utk berpikir sebelum menerima saran sang dokter.....

“Wah wah wah…..Kiamat sudah dekat” pikirnya

Butiran – butiran keringat Lewice mengalir bagaikan biji – biji jagung super yang besar, melesat cepat dan segera membasahi tubuhnya. Pikirannya hampa, Beberapa kali mobil nyaris menabrak kendaraan lain. Caci maki pengendara lain pun mampir kepadanya.

Saat melewati jalan ABC, Lewice melihat papan nama bertuliskan “Tabib Tradisional – Mengobati Berbagai Penyakit Tanpa Operasi”

Lewice menyinyirkan matanya. Seketika menghentikan laju kendaraannya, ia mememoloti plang dokter praktek tsb. Ia baru menyadari bahwa tidak jauh dari tempat tinggalnya ada prakter ‘dokter tradiosional’;.

“Ternyata aku bukan orang yang peduli lingkungan” gerutunya

Tanpa ba bu lagi ia segera memasuki ruang praktek tabib. Setelah mendapat giliran ia menceritakan semua yang dialaminya. Si Tabib terdiam, lalu setelah melihat penyakitnya sang Tabib pun berkata :

“waa.. ini emang penyakit bahaya bangeeeed. Langka lagi, Dah ke dokter belum ?”
Lewice “Iya Pak,….. menurut dokter langganan saya burung saya harus di potong”
Tabib, “hehehe…..dokter kamyu bilang gicuu ?”
dengan lesu Lewice menjawab, “ Iya Pak,….”
Tabib, “Aaaah..masih ada jalan lain….tidak harus dipotong”

Mendengar alternative pengobatan sang Tabib Lewice pun melonjak girang “Beneer Pak..?”

Tabib, : “Mau tahu banged atau mau tahu ajaaa ?”

Lewice : “ Ayyolah Pak, saya enggak becanda neeh”

Tabib, “Ya Iyyalah, saya ada obat manjur yang harus diminum dan satunya lagi ditaburi di burung kamyu”

“Lalu, saya tidak perlu ke dokter untuk amputasi?” Tanya Lewice lagi dengan suara keras nyaris meruntuhkan bangunan

“Gak perlu, cukup ditunggi 3 – 5 hari dan lihat hasilnya”

Lewice, “langsung sembuh Pak…..??” sahut Lewice ngan girangnya

Tabib, “ Nanti burung kamyu akan copot sendiri…”

Lewice, “…*#@..??)(**&”.

Insirasi dari Rachmat Hidayat

By elha / Dr. Cinta

http://www.facebook.com/?ref=tn_tnmn#!/groups/132561643589978/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline