Lihat ke Halaman Asli

Celana Dalam Isteriku

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“…Achhhhhh…” Sugih meregangkan kedua tanggannya ke atas

“..Huuuiiiihhhhhh…” helaan nafas panjangpun di lepaskan

“Alhamdulillah, akhirnya semua selesai….tinggal menjalin hubungan dengan Kantor Walikota…” bathinnya

Sugih merebahkan diri. Membiarkan dirinya terlentang diantara isteri dan anaknya.Sugih tersenyum melihat anaknya yang baru berusia enam bulan itu tertidur pulas. Kedua kakinya yang masih terlihat kecil tersangkut di guling kecil, sementara kedua tangannya terbuka lebar. Sugih tersenyum dan membetulkan posisi tidur anaknya.

Menoleh ke kiri. Sugih memperhatikan raut wajah isterinya. Guratan rasa lelah masih membekas diwajahnya. Dia tertidur dengan pakaian yang tadi dipakainya untuk menyambut Pak Walikota yang berkenan hadir untuk melihat dari dekat kegiatan Sekolah khusus Dhuafa yang kami dirikan tak jauh dari tempat tinggal kami.

Sugih kembali menarik nafas dalam. Dikecup mesra kening isterinya.

“Terima kasih sayang. Kau memang seorang wanita peduli, wanita tangguh, wanita sholihah….”

Sugih masih membayangkan bagaimana Pak Walikota, jajaran ke-prajaan, Pak Lurah, para aktifis LSM dan petinggi kota yang hadir terkesima dengan sekolah khusus dhuafa yang dikelolanya. Mereka terpana dengan kecekatan dan kecerdasan anak-anak, yang berasal dar keluarga tak mampu itu merangkai kata-kata dalam syair lagu, puisi, dan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Bahkan, ketika memparadekan pembuatan hasil karya dari barang-barang bekas, Pak Walikota sempat berujar akan memberikan bantuan dana demi kegiatan yang sangat membantu pengolahan limbah tsb, dan meminta jajaran pemkot untuk menjalin kerja sama dengan pengurus sekolah dhuafa itu.

Beberapa pejabat lainnya juga tertarik menjadi donator untuk membiayai operasional sekolah demi melihat kecerdasan anak-anak dhuafa yang memperagakan teori matematika dan fisika dalam gaya yang alami dan keseharian serta penuh kemudahan.

Sugih tersenyum. Rasa puas menyelimuti dada. Dia bangkit. Dikecupnya lagi kening isterinya penuh cinta. Isterinya yang selama ini menjadi donator tetap aktifitas sekolah tersebut dan kegiatan social lainnya. Isterinya, seorang kepala cabang sebuah BUMN besar yang hidup sederhana dan sangat peduli wong cilik.

Sugih membuka lemari dan menarik handuk kecil miliknya. Rasa lelah yang ingin dihilangkan dengan membasuh wajahnya dengan sedikit air hangat. Helaan nafas panjang kembali dilepaskan dengan meregangkan kedua tangannya sehingga menyentuh pakaian dalam lemari yang belum tertutup dan terjatuh.

Sugih memungut satu potong pakaian yangterjatuh tsb. Terkaget, tertohok dan …..seolah nafasnya terhenti.

“…Istriku……isteriku….” Air mata Sugih perlahan mengalir

Dia menggelengkan kepala perlahan, sambil memegang sepotong Celana Dalam yang agak lusuh, kusam dan sedikit sobek diujungnya.

“…Isteriku….maafkan aku……..aku melupakanmu”

Dedicate 4 my wife. Seorang isteri sholihah. Seorg Kepala Cabang yang hidup sederhana dan sangat berharap dalam mewujudkan mimpinya memiliki sekolah khusus anak dhuafa.

I Love You full

.

klik fb Group KLINIK CINTA serie 2, untuk menemukan cinta sejati dan keluarga sakinah

Salam ukhuwah

--elha / KLINIK CINTA--




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline