Lihat ke Halaman Asli

'Mengganti' Dirut PLN

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemadaman bergilir tidak ada lagi di Bulan Nopember 2010. Demikian salah satu pernyataan Dahlan Iskan, Dirut PLN, dalam dialog di TV-One (22/07/2010)

---oooOooo---

Beberapa kalimat lagi artikelku akan selesai. Ah, pembaca pasti akan terpesona…akan terurai air mata..dan….aahhhhhh….Listrik mati…

[caption id="attachment_209987" align="alignright" width="300" caption="Gelap ya (elha.doc)"][/caption]

“Yaaaa…..” teriak teman kantorku

Kecewa, ya sangat kecewa. File belum tersimpan. Pekerjaan sudah setengah jalan. …

Blum…..listrik menyala kembali…loch kok hanya sebagian

“Iyya mas, gensetnya takut g kuat….”

“…Ooooohhh,….”

AC mati. Lift hanya sebagian yang dioperasionalkan. Beberapa ruangan tidak difungsikan. Semua demi pemerataan supply listrik dari genset yang kapasitasnya tidak sebanding dengan kebutuhan operasional kantor.

Jakarta padam pada tanggal 22 Juli 2010. Jalanan macet, karena traffic light tidak lagi menjadi petunjuk pengaturan jalan. Kantor ESDM, yang menjadi salah satu departemen teknis pengatur Listrik juga ikut padam

---oooOooo---

Presiden kecewa ketika pekerjaan sebagian menteri terhambat karena factor pemadaman. Tiada jalan lain, suplly dari trafo bertegangan tinggi harus ditingkatkan. Namun bila pengehntian pemadaman baru dapat dilaksanakan, sepertinya ini bukan berita bagus.

[caption id="attachment_209989" align="aligncenter" width="300" caption="di-bunderan-senayan (elha.doc)"][/caption]

“Tolong panggilkan calon Dirut PLN yang baru” perintah Presiden kepada seorang ajudannya

“Assalamu’alaikum….Pak Presiden. Permisi”

“Wa’alaikum salam. Masuk…” jawab Presiden.

“Bagaimana kabar mengajar mu…”

“Baik Yang Mulia..….”

“Kuliahmu…”

“Alhamdulillah sudah selesai awal 2009 lalu Pak. Terima kasih Bapak sudah perhatian…”

“Kamu lulusan S3 Teknik ITB kan…”

“Bukan Yang Mulia, Pak Presiden. Saya hanya lulusan S2. Itupun Magister Management…”

“..Ya sudah tidak apa-apa. Saya dengar kamu punya teori dan aplikasi jitu untuk menghentikan pemadaman bergilir…”

“Iyya Pak. Sebenarnya seeh ini hanya sederhana saja Pak….”

“Maksud kamu….”

“Hanya factor bahasa dan kemauan keras….”

“Tapi kamu yakin pemadaman bergilir dapat digantikan…”

“Yakin Pak….”

“Baik…apa teori & aplikasi yang akan kamu presentasikan….?” Tanya Presiden tak sabar

“Tapi ini juga harus bertahap dan berganti-ganti Yang Mulia…”

“…sebelum kamu presentasi, boleh tahu nama kamu….”

“elha Yang Mulia…”

“Baik elha..silakan….”

“Kita akan menghentikan pemadaman bergilir saat ini juga….”

“Kamu..kamu yakin elha…”

“Yakin Yang Mulia…”

“Lalu….”

“Lalu kita ganti dengan menyalakan listrik secara bergilir…”

“????!....itu mah sama saja Pak elha”

“Bang elha..bang….evaluasinya Bang…” kata teman kantorku

”...Aah aku bermimpi bertemu Presiden...ah, mimpi menjadi calon Dirut PLN..hehehe”

[caption id="attachment_209991" align="alignright" width="300" caption="gulita malam (elha.doc)"][/caption]

---oooOooo---

Dahlan Iskan, Dirut PLN, yang juga Boss Jawa Pos Group adalah Pemimpin yang berani mengambil keputusan. Bahkan, untuk membangun Trafo besar bertengangan tinggi di Palu, Dahlan iskan menyatakan bahwa beliau siap dipersalahkan bila memang keputusan itu tidak sesuai.

Yang penting demi memenuhi klebutuhan masyarakat banyak, katanya. Bravo Pak Dahlan. Kami Yakin Bapak Bisa

[caption id="attachment_209986" align="alignnone" width="300" caption="Gelapnya Jalan Raya...(elha.doc)"][/caption]

---oooOooo---

Mau membantu anak Yatim, dhuafa or Janda tua…Silakan vote artikel kami di (bagian bawah) :

http://lomba.kompasiana.com/group/ib-1000-tulisan/2010/07/29/aku-berselingkuh-dengan-ayahku-sendiri/ Insya, jika menang hadiah favorit tsb akan kami sumbangkan utk mereka tercinta: 1. Bunga, gadis kecil (dhuafa) yg dulu sakit DBD & kini bersemangat sekolah 2. Janda Tua (Rogaya) di Tangerang yg akan menikahkan anaknya 3. Noval, Anak Yatim yang di-titipkan di Pesantren 4. Janda Tua di Paseban yang tinggal di rumah tuaaa banget Tks atas dukungan rekans semua

Salam ukhuwah

elha/KLINIK CINTA

WWW.jangankedip.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline