Lihat ke Halaman Asli

DPR Lebay

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

saat ini pasti ribuan mata sedang menonton paripurna DPR. ya, DPR lagi geger century. satu kata saja untuk DPR yaitu lebay. kenapa saya mengatakan lebay, berikut beberapa alasannya

1. Rapat Pansus berlangsung secara terbuka. terbukanya rapat pansus sebenarnya tidak dibenarkan di dalam etika rapat pansus DPR. namun untuk menarik perhatian masyarakat dan mengambil suara, maka dengan adegan-adegan sok pintar melalui siaran langsung TV, rapat berlangsung terbuka.

2. tudingan yang disimpulkan sendiri. beberapa kali anggota pansus bertanya kepada saksi, maka tidak banyak waktu bagi saksi untuk menjawab, bahkan kemudian pansus menyimpulkan sendiri dan tidak sesuai jawaban saksi. salah satu tuduhan konyol adalah beberapa saksi seperti PPATK dituduh menutup-nutupi data. nah ini akibat alasan pertama tadi, karena rapat nya terbuka, tidak semua data dan informasi bisa diberikan oleh saksi-saksi yang dihadirkan. gimana c

3. kasus century sebenarnya sudah masuk ke KPK hampir bersamaan dengan mulainya pansus. beberapa saksi dari BI dan KSSK juga sudah dipanggil KPK. namun, media lebih asyik menyoroti pansus yang dinilai lebih menjual. akibatnya, seolah-olah lembaga penegak hukum belum melakukan apa-apa. padahal data di KPk lebih lengkap daripada pansus. dari sini kelihatan banget motif politik DPR

4. DPR menyebutkan nama-nama orang yang bertanggung jawab dalam kasus century. hal ini seolah memang boleh2 saja. tetapi, ranah penyebutan nama sebenarnya berada di tangan yudikatif karena pansus hanya mengumpulkan fakta. KPK saja belum menyebut nama, KPK bekerja dengan hati-hati, semua aspek hukum dilihat secara komprehensif. namun kepentingan politik seolah menghalalkan segala cara yang diambil pansus untuk mendapatkan sesuatu yang salah dari kasus century

5. apa yang ditonjolkan anggota pansus adalah konsistensi. ini sangat tidak berguna, mestinya yang ditonjolkan adalah kebenaran. kalau memang di dalam mencari fakta ditemukan fakta-fakta baru yang bisa mengubah temuan sebelumnya, maka inkonsistensi diperlukan. namun nasi sudah jadi bubur, kalao mereka plin-plan maka akan jelek di mata konstituen. hmmmm

6. siapa yang bersalah sebenarnya belum dapat diputuskan. tapi anggota DPR dan pansus sudah mendesak pengunduran diri beberapa orang. jangankan siapa bersalah, orang kebijakan salah atau benar saja belum ditentukan

ke-lebay-an DPR akhirnya terbukti dgn ricuhnya sidang kemaren. ngototnya kepentingan politik mereka. mereka ga sadar kalo ditonton ribuan konstituennya. benar2 memalukan

saya menyesal ikut memilih anggota DPR




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline