Setiap tanggal 13 Oktober selalu diperingati sebagai Hari PRB Internasional. Bulan Oktober juga semakin dikenal orang sebagai bulan PRB. Tahun 2013, peringatan hari PRB Internasional dirayakan dalam payung tema “Disabilitas dan Bencana. Sedangkan tema nasional yang dipilh untuk peringatan hari dan bulan PRB ini adalah “Pengurangan Resiko Bencana, Investasi Bagi Ketangguhan Bangsa”.
Parade spanduk. Salah satu spanduk yang dipajang di Jl. Piet A. Tallo, Kota Kupang.
Secara nasional, peringatan Hari dan Bulan PRB dipusatkan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), BPBD Provinsi NTT menggandeng banyak pihak melakukan berbagai aktivitas selama bulan PRB ini. BPBD Provinsi NTT menginisiasi kepanitiaan bersama peringatan hari dan bulan PRB tahun 2013.
[caption id="attachment_277787" align="aligncenter" width="300" caption="Display foto: Foto-foto kegaitan program dipajang pada saat berlangsung-nya kegiatan workshop."]
[/caption]
Kepanitiaan multi-aktor ini terdiri dari: BPBD Provinsi NTT, BPBD Kota Kupang, Dinas Sosial Provinsi NTT, Handicap International, AIFDR, WFP, Care, Plan, PMPB, CIS Timor, Stikes CMHK Kupang, PMI, dan Tagana.
[caption id="attachment_277788" align="aligncenter" width="300" caption="Workshop: Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Tini Thadeus, membuka kegiatan workshop dibawah paying tema â��Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam upaya pengurangan resiko bencana, adaptasi perubahan iklim dan manajemen ekosistem dan restorasiâ�"]
[/caption]
Adapun kegiatan yang dijalankan selama bulan PRB ini adalah: parade spanduk pada titik titik strategis di kota Kupang, workshop sehari, pentas teater mini, pameran foto, konferensi pers, dialog radio interaktif, dan penanaman anakan pohon pada lahan kritis.
[caption id="attachment_277789" align="aligncenter" width="300" caption="Pantomin: Kelompok mini teater siswa SD GMIT Pukdale membawakan pertunjukkan pantomin dengan tema �Angin puting beliung melanda sekolah�"]
[/caption]
Pada jumpa pers dengan para wartawan, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Tini Thadeus, SH mengatakan bahwa bulan Oktober sebagi bulan PRB harus semakin dimasyarakatkan, dipromosikan dan disosialisasikan agar masyarakat tahu dan kemudian menjadi sadar untuk selalu siaga dalam menghadapi setiap bencana yang terjadi.
[caption id="attachment_277790" align="aligncenter" width="300" caption="Donor darah: para pegawai dari berbagai instansi pemerintah dan swasta, dan mahasiswa Stikes CMHK Kupang dengan sukarela melakukan donor darah dalam rangka peringatan Hari PRB Internasional"]
[/caption]
Di sela-sela kegiatan workshop sehari, grup teater dari SD GMIT Pukdale tampil memukau dengan mini teatrikalnya tentang angin puting beliung. Kesepuluh anak usia sekolah dasar ini memahami betul apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana angin puting belung.
[caption id="attachment_277791" align="aligncenter" width="300" caption="Jumpa pers: Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT bersama Direktur PMPB NTT menjadi narasumber utama dalam memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan media cetak dan elektronik terkait dengan persiapan dan peringatan hari PRB Internasional"]
[/caption] “Kami tahu cara-cara menyelamatkan diri di saat bencana karena di sekolah kami ini adalah anggota siaga sekolah. Kami juga sudah melakukan simulai di sekolah yang didampingi oleh para fasilitator dari Handicap dan FKKADK” demikian Angela, siswa kelas lima SD, ketika ditanya tentang kemampuan acting-nya saat membawakan drama pantomin.
[caption id="attachment_277792" align="aligncenter" width="300" caption="Games ular tangga: Siswa SD GMIT Pukdale bermain ular tangga di sela-sela kegiatan workshop"]
[/caption] Bapak Simon Amanit, salah satu penyandang disabilitas dari Kelurahan Lelogama, Kabupaten Kupang, juga diberi kesempatan memberikan kesaksian dalam kegiatan dialog radio interaktif di Studio RRI stasiun Kupang.
[caption id="attachment_277793" align="aligncenter" width="300" caption="Tanam: BPBD Provinsi NTT dalam kepanitiaan bersama Peringatan Hari PRB Internasional, membangun komunikasi dan kerjasama dengan pihak kelurahan TDM II, melakukan penanaman anakan pohon di lahan kritis. Saat itu terdapat sekitar 250 anakan pohon anakan pohon angsana di bantaran sungai Liliba."]
[/caption] Sebagai orang dengan kebutuhan khusus (disabilitas pada tangan kiri), bapak Simon menyadari bahwa dengan program PRB Inklusi di daerahnya, dirinya menjadi terlibat dalam setiap kegiatan kemasyarakatan. “Saya juga salah satu anggota tim PRB di desa saya. Dengan terlibat dalam kegiatan seperti ini, saya jadi tahu. Paling kurang saya bisa selamatkan diri saya sendiri ketika ada bencana yang menimpa” demikian bapak Simon menambahkan. [caption id="attachment_277794" align="aligncenter" width="300" caption="Dialog Radio Interaktif: Para narasumber dalam acara Dialog Radio Interaktif di Studio RRI Stasiun Kupang. Dari kanan ke kiri: Bapak Simon Amanit (penyandang disabilitas dari Kelurahan Lelogama, Kabupaten Kupang), Bapak Yulius Nakmofa (Direktur PMPB NTT/Praktisi), dan Bapak Tini Thadeus (Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H