“Toloooong….tolooooong….” teriak salah seorang siswa SD GMIT Leloboko dari belakang gedung sekolah. Pagi itu tepat pada jam istirahat sekolah. Anak-anak dengan bebas bermain-main di sekitar halaman sekolah. Tiba-tiba terjadi perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Awan menghitam dan turun hujan sangat lebat dengan tiupan angin sangat kencang.
[caption id="attachment_263906" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu siswa korban bencana yang ditemukan TSBD di samping gedung SD GMIT Leloboko"][/caption] Atas perintah petugas siaga bencana desa, anak-anak dihimpun dalam sebuah ruang kelas yang cukup aman. Tetapi dari laporan Tim PRB Desa Regu Data dan Informasi, ada 3 siswa yang belum berada di tempat aman yang telah ditetapkan.
[caption id="attachment_263907" align="aligncenter" width="300" caption="Anggota Tim Siaga Bencana Desa Leloboko, Kec. Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang"] [/caption] Setelah memeriksa halaman sekolah, petugas siaga bencana desa menemukan seorang siswa laki-laki tertimpa ranting kayu di belakang gedung sekolah. Seorang siswi pingsan di halaman depan gedung sekolah, dan seorang siswa lagi terjatuh. Petugas siaga bencana segera mengevakuasi ketiga korban dan memberikan pertolongan pertama.
[caption id="attachment_263908" align="aligncenter" width="300" caption="Masyarakat dari 2 dusun menuju ke titik aman pertama yang sudah ditentukan oleh TSBD"] [/caption] Sementara di luar area sekolah, masyarakat juga panik dengan perubahan cuaca begitu mendadak dan ekstrim. Memang, sudah seminggu hujan mengguyur desa Leloboko tiada henti. Beruntung petugas siaga bencana desa cepat tanggap dengan keadaan.
[caption id="attachment_263909" align="aligncenter" width="300" caption="Anggota Tim Siaga Bencana Desa Regu Penolong menemukan seorang siswi jatuh pingsan di depan halaman sekolah"] [/caption] Masyarakat segera diungsikan ke tempat aman di halaman kantor desa Leloboko. Tenda darurat segera disiapkan. Terlihat petugas siaga bencna desa dan anggota masyarakat memberikan pertolongan kepada seorang ibu hamil dan dua orang yang cacat kaki. Hal yang sama juga terlihat di sekolah. Salah seorang anak yang berada di kursi roda dan seorang siswi lainnya yang berjalan menggunakan dua tongkat penyangga mendapat perhatian serius dari teman-teman dan petugas siaga bencana desa. Mereka ini diutamakan di saat bencana seperti ini. [caption id="attachment_263921" align="aligncenter" width="300" caption="Warga bersama TSBD mempersiapkan tenda darurat bagi anak-anak SD"]
[/caption]
[caption id="attachment_263910" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak sekolah berkumpul di salah satu ruang kelas sebagai area titik aman pertama yang telah ditentukan oleh TSBD"] [/caption] [caption id="attachment_263912" align="aligncenter" width="300" caption="Tim Siaga Bencana Desa Regu Data dan Informasi menyampaikan laporan tentang jumlah siswa dan korban kepada Kepala Sekolah SD GMIT Leloboko"] [/caption] [caption id="attachment_263913" align="aligncenter" width="300" caption="Tim Siaga Bencana Desa Regu Penolong memberikan pertolongan pertama kepada beberapa anak sekolah yang menjadi korban"] [/caption] [caption id="attachment_263914" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak, termasuk ABK didampingi oleh TSBD ke titik aman sekitar kantor desa"] [/caption] [caption id="attachment_263925" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Jeremias Manoe sebagai Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kupang memantau persiapan dan kesiapan oleh tim siaga desa"] [/caption] Demikian cuplikan skenario simulasi Pengurangan Resiko Bencana di Desa Leloboko, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang pada Jumat, 23 Juli 2013. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kupang, Jeremias Manoe, Kepala Kepolisian Sektor Amfoang Selatan, Camat Amfoang Selatan, pihak Puskesmas Amfoang Selatan, dan Kepala Desa Leloboko selaku Koordinator Tim PRB Desa Leloboko. Kegiatan simulasi ini melibatkan seluruh siswa SD GMIT Leloboko dan masyarakat di Dusun Fatuglelo dan Dusun Oe Elaf. Secara keseluruhan kegiatan simulasi berjalan lancar.
“Senang dengan adanya kegiatan ini karena membantu kami untuk bisa menyelamatkan diri dan orang lain di saat bencana. Terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi balita. Kelompok ini yang sering terkena penyakit muntaber dan malaria di saat kampung kami terkena bencana tanah longsor”. Demikian Mama Regina Baitanu, salah seorang kader Posyandu Desa Leloboko ketika dimintai komentar selepas kegiatan.
“Kegiatan ini mengajar kami untuk persiapkan diri lebih dini menghadapi bencana. Tapi saya lihat dari kegiatan tadi. Kalau ada bencana mengutamakan bantuan terhadap orang sakit dan cacat baru kita siap untuk mengungsi”. Kata bapak Daud Naisunis, masyarakat dari Dusun Fatuglelo, sambil melanjutkan cerita tentang dirinya terjatuh saat berlari, yang tidak menjadi bagian dari skenario simulasi.
“Sangat terkesan. Masyarakat menjadi tahu apa yang harus dibuat ketika ada tanggap darurat. Dengan simulasi PRB ini masyarakat pahami bahwa harus buat sesuatu: menyelamatkan diri dan orang lain. Namun sebagai bahan evaluasi dari kegiatan simulasi ini bahwa para pemeran masih ragu-ragu bertindak”. Demikian bapak Jeremias Manoe, SH selakuKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kupang pada kesempatan terakhir sebagai pamungkas kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H