Lihat ke Halaman Asli

Elfrida Agustina Simanjuntak

Seorang Ibu Rumah tangga

Manusia Bagaikan Monyet Mencapai Tujuan

Diperbarui: 11 September 2015   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="TSA Pekanbaru sedang mendengarkan cerita bapak Ghani"][/caption]

Tempo hari aku menghadiri acara reuni alumni oleh Tanoto Scholar Asosiation Pekanbaru. Yea awalnya aku merasa malas untuk mengikuti acara ini, bahkan sebelumnya untuk acara latihan nya saja aku malas untuk menghadirinya. Yea,, masalah inilah yang selalu menghantui ku ketika aku ingin aktif di organisasi yang biasa disingkat TSA pekanbaru oleh Tanoto Foundation  ini. Tetapi hari itu aku mengahadiri acara tersebut dan mendapat jawaban atas kemalasan ku. Aku bagaikan monyet. Mengapa tidak???

Dengan terbangun pagi- pagi dari tidur ku dengan waktu menunjukan pukul  05:00 WIB di layar telepon seluler ku, aku segera bangit dan teringat sesuatu yang hampir ku lupakan, acara alumni TSA Pekanbaru. Segera ku berfikir “mungkin aku harus bergegas pergi”. Dengan berkemas–kemas sampai pukul pukul 07:23 WIB aku berangkat dari rumah. Mungkin pertanyaannya aku melakukan apa selama 2 jam 23 menit? Apa hanya untuk berkemas kemas? Ya,, ada pekerjaan yang tidak biasa ku lakukan ingin ku jadikan rutinitas ku. Aku berangkat dengan seorang temanku yang bisa dibilang sedikit tampan tetapi playboy cap tikus

Pada pukul 08;17 WIB  kami sampai di Alam Mayang kawasan Harapan Raya, Pekanbaru dan bertemu dengan teman-teman yang lain. Dengan sibuk mempersiapkan acara semua orang berpencar. Ada yang sedang duduk, berdiri, berbincang bincang sampai dengan bermain smartphone seperti biasa berfoto selfie ria yang sudah menjadi rutinitas masa sekarang. Aku segera mengambil bagian ku duduk mengambil posisi disalah seorang TSA.

Dengan beratapkan tenda dikelilingi pohon- pohon rindang beserta taman- taman yang berhiaskan bunga-bunga. Terdapat halaman sirkuit mobil-mobilan tidak jauh disebelah kami dengan jalur yang berliki-liku. Aku duduk memandang kearah kolam dimana orang-orang sedang memancing. Kami dipanggil untuk anggota baru dan diberi wejangan serta semangat pagi untuk acara tersebut. Don’t give up without suksesfull, Slogan bagi seluruh anak TSA agar tidak ada kata menyerah untuk meraih kesuksesan.

Acara pun dimulai pukul 09;00 WIB dengan rangkaian acara, kata sambutan, materi dan hal yang paling ditunggu tunggu yaitu bermain games. Games yang terdiri dari 4 permainan ini dengan 7 kelompok bermain dengan waktu 80 menit.

Priiiiiitttt,,, permainan dimulai, semua orang berlari lari mencapai permainan yang mau duluan dimainkan. Kami mendapatkan permainan dengan mengangkat segelas cangkir berisi air diatas sebuah kain untuk dibawa kegaris finish. Kain ditarik sampai setegang-tegangnya hingga cangkir berdiri dengan kokoh tampa terjatuh walau tidak dipegang ketika digiring. Dengan semangat yang berkobar kobar dan cangkir yang terjatuh hingga 2 kali kami harus bolak balik mengulang permainan, pada akhirnya kami berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Dengan hati gembira segera berlari-lari kepertandingan berikutnya. Semua permainan dilalui dengan gelak tawa, memanjat-manjat pun akhirnya harus dilakukan demi menyelesaikan permainan hingga pertandingan selesai.

Lelahpun akhirnya menghampiri kami semua, lalu aku segera mengambil secangkir teh yang diisi es buah melon yang tentunya telah dipersiapkan oleh panitia acara. Es buah melon dengan leluasa mengalir membasahi kerongkongan ku. “wuaaakhh rasanya segar sekali”. Makan siang akhirnya menyusul setelah teman- teman yang lain menyelesaikan permainan. Alunan musik menghiasi makan siang saat itu, menjadikan orang-orang yang telah kelaparan bagaikan cacing kepanasan menjadi adem dan lupa diri menikmati makanan yang telah disajikan. Perut kenyang, tenggorokan lega, hembusan angin sepoy-sepoy membuat mata mengantuk yang membuat tampak hampir tidak bersemanagat. Dengan merebahkn diri diantara tumpukan tas aku mencoba menyantaikan diri.

Segera malas malasan itu tersentak oleh datangnya bapak gani utusan Tanoto Foundation untuk memberi motivasi. Kami dipanggil dari tempat kami mengasyikkan diri. Bapak gani sudah biasa berhadapan dengan orang-orang muda seperti kami dan semuanya merasa senang dengan ceritanya. Namun sebelumnya beliau mengajak kami bernyanyi untuk mengembalikan semangat kami.
Beliau menceritakan sebuah cerita pada kami tentang hidup seorang monyet. Hahahah,,, bukan!!  yang benar adalah penelitian seorang profesor terhadap lima ekor monyet. Beliau menyuruh kami dibagi 3 kelompok dan ada 1 kelompok yang memecahkan diri dari kelompok-kelompok  lain yang membuat kelompok bertambah 1. Cerita monyet diminta bapak gani untuk kami pecahkan. Dengan waktu 30 menit semua kelompok harus memecahkan masalah ditambah yel –yel yang membuat penampilan detektif masing masing kelompok semakin menarik. Dengan berbagai variasi penjelasan, cerita dijelaskan oleh seorang notulis masing masing kelompok. Dalam penjelasan ada yang serius, ada yang melucu, ada yang narsis dan ada pula yang kalau dibilang saya sendiri pun tidak tahu apa yang mereka lakukan didepan

Jadi begini ceritanya:

Seorang profesor memasukan 2 ekor monyet kedalam suatu ruangan. Monyet A dan monyet B. Didalam ruangan ada sebuah tiang yang diatasnya terdapat setandan buah pisang. Monyet A kemudian mencoba  naik memanjat tiang untuk mengambil pisang kemudian disemprot air oleh profesor. Kemudian monyet memanjat lagi, disemprot lagi, memanjat lagi dan disemprot lagi hingga si monyet give up. Monyet B kemudian melakukan hal yang sama dan mengalami hal yang sama dengan monyet A.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline