Lihat ke Halaman Asli

Elfrian fajar

Elfrian fajar ismail

Dua Petani Muda Merajut Asa, Salahkah Menjadi Tengkulak?

Diperbarui: 12 Juli 2021   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fajar (kiri) dan Fauzi (kanan) tanam terong kopek

Karawang - Minggu, 11 Juli 2021 Dua petani muda yang berasal dari kabupaten karawang itu bernama elfrian Fajar dan zuhdi fauzi, dengan bermodalkan kemauan yang tinggi mereka mulai mengelola lahan seluas 1, 5 hektar untuk di tanami 6000 pohon terong kopek.

Elfrian Fajar sendiri murupakan sarjana pertanian lulusan Universitas Mercu Buana Yogyakarta, setelah lulus di tahun 2020 dia memutuskan untuk terjun langsung mengelola lahan garapan milik pengairan dan mengorganisir para petani lahan pengairan bersama temannya Zuhdi Fauzi. Hal tersebut dia lakukan sebagai tanggung jawab moril sebagai sarjana pertanian.

Zuhdi Fauzi sendiri merupakan santri dari pondok pesantren ikhlasul hasan yang memiliki pengalaman bedagang palawija di pasar johar karawang selama 4 tahun, bermodalkan pengalamantersebut dia bertekad mendukung untuk meningkatkan kesejahtraan petani dengan membantu memberikan harga yang sesuai dengan hasil petani supaya lebih layak. Relasi yang dimiliki oleh zuhdi dengan banyak pedagang di pasar induk hingga warung menjadi modal penting untuk memperoleh kepercayaan dari petani dalam menjalankan usaha mereka. 

Mereka tidak hanya bertani namun melakukan kegiatan tataniaga hasil pertanian. "Kegiatan tataniaga pertanian merupakan faktor penting petani ketahui agar tidak  mudah mendapat tekanan harga yang semena - mena dari tengkulak" ujar zuhdi fauzi. Fluktuatif tak jarang  membuat petani merugi, belum lagi resiko gagal panen, harga pupuk melonjak dan banyak lagi. 

Berawal dari kecemasan-kecemasan yang harus petani hadapi tersebut khusunya petani palawija. Membuat mereka bertekad untuk membantu memberikan jalan keluar bagi petani baik itu dari segi modal, meningkatkan hasil panen dan penjualanya. Kegiatan  ini sudah dijalankan satu tahun di wilayah desa gintung dan desa kiara payung kecamatan klari. 

Dalam rangka menembus pasar induk dan kontinyuitas barang secara berkala kemungkinan tidak cukup hanya mengembangkan petani di satu kecamatan. Apalagi kecamatan klari sudah tidak banyak lagi lahan pertanian karena banyaknya alih fungsi lahan. 

Meski begitu mereka tidak putus asa dan yakin suatu hari mereka mampu mengembangkan usahanya dan bermitra dengan petani di seluruh jawa barat.  Tidak mudah untuk masuk ke daerah - daerah pertanian lain, karena sudah pasti banyak tengkulak lain yang bermitra dengan para petani. 

Kang tani documentasi. Jpg

SALAHKAH MENJADI TENGKULAK?? 

Tengkulak sendiri umumnya dipandang sebelah mata karena stigmanya dalam memaikan harga "pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang hina namun ada beberapa oknum tengkulak yang mengambil keuntungan sendiri tanpa ada kesepakatan harga dengan petani" justu cara menjerat petani dengan hutang dan membayar hasil tani dengan murah, sehingga petani sulit membayar hutangnya, tengkulak seperti itulah yang harus kita singkirkan ujar elfrian fajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline