Derasnya arus sosial media membawa banyak perubahan pandangan dalam berbagai hal, salah satu standar kecantikan. Standar cantik orang Indonesia itu katanya harus tinggi, kulit putih, hidung mancung, pipi tirus dan berbagai asumsi lainnya.
Padahal kita tahu bahwa sebagaian besar kulit asli orang indonesia itu sawo matang dan kita juga bersal dari berbagai ras yang berbeda. Standar-standar tersebut kemudian yang membuat banyak kamum perempuan berusaha mengubah dirinya untuk memenuhi standar cantik tersebut.
Namun, hal ini juga tidak bisa kita salahkan sepenuhnya kepada mereka yang tidak percaya diri pada dirinya sendiri karena kenyataan yang terjadi dilapangan representasi cantik itu seringkali digambarkan oleh mereka yang memiliki standar cantik yang dimaksud, seperti iklan produk kecantikan, brand ambasador, bahkan peran utama di film selalu mengambil dari perempuan-perempuan yang good looking.
Peran media sangat berpengaruh pada persepsi masyarakat, sehingga apapun yang ditampilkan media menjadi acuan dalam segi apapun. Tidak jarang ditemuakan orang-orang menjadikan beauty vlogger, selebgram, dan artis sebagai role model dalam berpenampilan
Oleh karena itu, persepsi-persepsi ini yang harus diubah dimasyarakat sehingga lebih mencintai dirinya sendiri, memahami esensi dari cantik itu apa, dan bisa membedakan merawat dan mengubah diri.
Pada dasarnya kita berasal dari gen juga ras yang berbeda dan kita cantik dengan perbedaan itu. Persepsi ini juga harus didukung oleh orang-orang disekitar untuk tidak memudahkan segala urusan berdasarkan standar cantik yang berlaku, sehingga tidak ada lagi persepsi 'ketika kamu good looking segala urusanmu dipermudah'. Marilah kita memandang sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimilikinya agar tidak ada deskriminasi-deskriminasi fisik atas pencapaian seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H