Tingkat butu huruf atau buta aksara di Indonesia masih membutuhkan perhatian khusus. Pasalnya hingga saat ini masih terdapat 6 provinsi yang masih memiliki angka buta aksara yang cukup tinggi. Beberapa provinsi tersebut yakni Provinsi Papua yang merupakan daerah dengan buta huruf tertinggi kemudian di susul oleh Nusa tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Barat. Kasus buta huruf ini di dominasi oleh daerah-daerah yang berada di Indonesia Timur, sehingga bisa dikatakan pendidikan di Indonesia belum merata.
Tingginya kasus buta huruf berdampak pada rendahnya literasi di Indonesia, yang mana untuk bisa menumbuhkan minat literasi terlebih dahulu mengatasi permasalahan yang mendasar ini. Beberapa penyebab buta huruf diantaranya kurangnya tenaga pendidik di daerah-daerah pelosok. Kurangnya tenaga pengajar di daerah pelosok hingga saat ini masih belum terselesaikan, masih banyak keluhan-keluhan tentang suka duka pengajar di pelosok yang harus menangani banyak siswa di daerah dengan jumlah guru yang sedikit.
Kemudian kemiskinan yang mengakibatkan banyak anak-anak putus sekolah, bahkan tidak merasakan bangku sekolah sama sekali. Selain itu, rendahnya motivasi dan kesadaran orang tua dan anak untuk pentingnya pendidikan sehingga sekolah tidak lagi menjadi kebutuhan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memaksimalkan tenaga pengajar di daerah pelosok dan memperhatikan kesejahteraan guru-guru di daerah. Kemudian memaksimalkan bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keterbatasan ekonomi, sehingga tidak ada lagi kasus putus sekolah karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan. Selanjutnya, sosialisasi tentang pentingnya pendidikan agar orang tua maupun anak-anak menyadari manfaat dari belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H