Lihat ke Halaman Asli

Elfina DeviNurianayanti

Mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Satu Tahun Lebih Belajar dari Rumah, Sudah Efektifkah?

Diperbarui: 12 Agustus 2021   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa SD di dusun Gambiran yang sedang melaksanakan Pembelajaran dari Rumah (dokpri)

Pandemi Covid-19 telah membuat pemerintah terpaksa menurunkan peraturan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan, atau siswa-siswi belajar dirumah mereka masing-masing. Akan tetapi banyak sekali kendala yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah ini dilakukan. Misalnya saja seperti keterbatasan akses internet dibeberapa wilayah, tidak memiliki handphone, laptop dan sebagainya yang digunakan sebagai alat untuk belajar dengan sistem daring, dengan adanya beberapa kendala tersebut sudah efektifkah pembelajaran daring dari rumah yang sudah berjalan selama satu tahun lebih ini?

Pandemi Covid-19 muncul di Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 lalu, sehingga membuat sebagian besar pelajar di Indonesia harus menjalani pembelajaran dirumah dalam jaringan (daring). Terlebih sejak awal Juli pemerintah juga resmi menerapkan kembali PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat di wilayah pulau Jawa dan Bali akibat kasus Covid-19 yang terus melonjak setiap harinya. Sehingga wacana mengenai pembelajaran luring yang akan dilaksanakan pada awal semester ganjil ini harus kembali ditunda. Pada situasi tersebut bukan hanya para pelajar yang dihadapkan dengan pembelajaran dari rumah, orang tua juga dihadapkan untuk mendampingi anak-anak mereka dalam melaksanakan pembelajaran dirumah. Hal tersebut tentu saja juga menambah tanggung jawab orang tua untuk lebih aktif terlibat pada pendidikan anaknya.

Dari adanya permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya pihak-pihak yang mampu bergerak untuk memberikan solusi. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Raden Mas Said Surakarta yang mampu dijadikan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat. 

Pelaksanaan KKN pada tahun 2021 ini berbeda dari pelaksanaan KKN pada tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan pandemi Covid-19 maka KKN tahun ini dilaksanakan secara daring dengan nama KKN-Transformatif Kerso Darma (Kerja Sosial Daring dari Rumah) yang berfokuskan pada pemberian solusi atas berbagai permasalahan masyarakat yang terjadi di sekitar wilayah tempat tinggal mahasiswa.

Permasalahan yang penulis ambil dalam KKN yang dilaksanakan di Dusun Gambiran, RT 025 RW 009, Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten ini adalah isu terkait Pendidikan di dusun ini, yakni yang difokuskan pada pembelajaran dari rumah. Melalui kegiatan KKN ini saya Elfina Devi Nurianayanti dari program studi Hukum Ekonomi Syariah UIN Surakarta (Penulis) ingin ikut berpartisipasi mengabdi dalam bidang pendidikan di dusun Gambiran ini dengan memberikan pendampingan belajar kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dalam semua mata pelajaran.

Beberapa siswa SD didusun ini mengeluhkan bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dirumah. Dhea salah satunya, siswi kelas 5 SD ini mengeluhkan bahwa ia kesulitan dalam menerima materi pembelajaran. Menurutnya pembelajaran dirumah dengan guru mengirimkan materi dan soal-soal melalui media grup WhatsApp malah membuatnya bingung hendak mengerjakan tugas dari mana terlebih dahulu karena ia tidak dapat memahami materi yang hanya disampaikan melalui foto tanpa penjelasan. “Bu guru kalau memberi tugas juga tidak kenal waktu, kadang sudah malam tapi tugasnya baru dikirimkan disuruh mengerjakan dan dikumpulkan besok pagi”, kata Evan yang juga salah satu siswa SD di dusun ini yang juga mengeluhkan terkait belajar daring dari rumah.

Menurut penulis, penyampaian materi yang dilakukan oleh guru sekolah Dhea kurang efektif karena hanya melalui foto tanpa ada penjelasan dari guru, sehingga siswanya bingung bagaimana cara mengerjakannya. Jalan pintas beberapa siswa apabila kesulitan mengerjakan tugas hanya mencari jawaban melalui Google, misalnya mendapatkan tugas matematika tidak tahu cara mengerjakannya sehingga mencari jawaban di Google, lalu menyalin jawaban yang didapat ke buku dan dikumpulkan, jadi anak-anak tidak tahu bagaimana proses penemuan jawaban tersebut, bagaimana cara mengerjakannya sehingga bisa mendapatkan jawaban tersebut, hanya sekedar mengambil jawaban saja dengan meniru tulisan yang ada di Google.

Jadwal sekolah dari rumah juga tidak menentu karena tidak dijadwalkan dengan baik dari sekolah sehingga anak-anak juga bingung terkadang pagi yang seharusnya jam-jam pembelajaran dimulai, mereka sudah stand by didepan handphone, tetapi malah tidak ada pembelajaran. Tidak setiap hari juga materi dikirimkan, terkadang guru hanya mengirimkan materi sekali selama seminggu namun langsung beberapa materi dan mengirimkan beberapa tugas untuk satu minggu untuk dikerjakan. Bentuk materi yang dikirimkan juga monoton hanya foto atau video dari youtube yang susah dipahami oleh anak-anak.

Orang tua dari beberapa siswa juga mengkhawatirkan dengan metode pembelajaran dirumah yang dilakukan anak-anaknya, mereka juga mengatakan bahwa metode penyampaian materi tidak efektif untuk belajar anak-anak yang terlebih tidak didampingi orang tua karena harus bekerja. Ibu Yati salah satu orang tua siswa di dusun ini mengatakan bahwa saat mendampingi anaknya belajar dirumah juga sedikit kesulitan, karena harus mencari bahasa yang pas untuk menjelaskan materi yang hanya dikirimkan oleh guru lewat foto agar dapat dipahami oleh anaknya.

Ibu Muryani yang juga orang tua dari salah satu siswa SD di dusun ini juga mengeluhkan bahwa selama belajar dari rumah dengan fasilitas handphone anaknya malah bermain game, dan lebih sering telat dalam mengerjakan tugas. Dikarenakan ibu Muryani sendiri bekerja maka beliau tidak dapat mendampingi dan mengawasi anaknya saat belajar dirumah dan khawatir nantinya anaknya malah tidak mengetahui sama sekali materi pembelajaran yang diberikan oleh sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline