Malam itu di dalam kereta
Aku dan isi kepalaku sibuk bertanya-tanya
Hendak pergi ke mana gerangan orang-orang dengan berbagai mimik dan sorot mata yang sulit terbaca?
Seorang pria paruh baya duduk terbatuk-batuk
Seorang ibu muda berkali merutuk dengan kepala tertunduk
Sementara balita di punggungnya menatap ke luar jendela dengan mata sedikit mengantuk
Malam itu di dalam kereta yang dipenuhi aroma parfum beraneka ragam varian
Aku dan isi kepalaku sibuk melompat-lompat tak mau diam
Sebentar bercakap dengan hujan yang membawa seribu satu kenangan
Sebentar kemudian beralih pada lengkung bianglala
Yang mengingatkan bahwa hidup jauh lebih bermakna jika kita menikmati segala fase yang terjadi
Dengan penuh syukur dan keikhlasan hati
Dan, malam itu di dalam kereta yang melaju dengan kecepatan tidak terlalu cepat
Aku dan isi kepalaku sepakat untuk istirahat
Tak lagi bertanya-tanya, apalagi sibuk berdebat
***
Malang, 8 Oktober 2024
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H