Saat menemukan kebenaran, yang sakit adalah hati. Saat mengungkap kebohongan, yang dingin adalah perasaan.
Masih di Halaman Padepokan Kandang Sapi
Pendekar Kantong Bolong buru-buru menyumpal hidungnya rapat-rapat menggunakan gulungan daun sirih untuk mencegah keinginan bersin-bersin. Setelah dirasa aman, dia memberanikan diri mendekati sosok yang masih meringkuk di bawah pohon nangka.
"Kisanak, apakah Anda baik-baik saja?"
Tak diduga sosok itu tiba-tiba bangkit dan berbalik badan. Lalu menyerang membabi buta.
"Ciaaaaaaattt!!!"
Diegh!
Satu tendangan keras mendarat telak di dada kanan pendekar muda itu. Tubuhnya sempat sempoyongan.
"Ciiaaaaaaattt!!
Kali ini pukulan tenaga dalam menyasar ke arah dada sebelah kiri. Dan, meleset.