Di bahumu yang kekar aku pernah risau bersandar
Memetik bulir-bulir hujan menjadi kudapan sunyi
Mengajari embun pagi mengeja syair-syair kundalini
Dan, mendaulat mimpi agar tidak tercuri oleh matahari yang bertandang lebih dini
Di pelukmu yang hangat aku pernah tertidur begitu lelap
Melerai rindu yang bertikai dengan waktu sedemikian hebat
Merajut kenangan di antara putus asa dan segenggam harap
Juga, menyemai cita agar tumbuh menjadi cinta yang ranum lagi bermartabat
Dan, di tatapmu yang binar aku pernah menjadi kekasih paling liar
Kadang melibasmu dengan rindu paling barbar
Kadang menghunjammu dengan kasih sayang tiada ampun tiada berbilang-bilang
***
Malang, 29 Mei 2024
Lilik Fatimah Azzahra