Dunia tidak perlu tahu kita sedang hancur atau babak belur. Dunia cukup tahu saat kita sedang bahagia menuai mujur.
Padepokan Siur Bertuah
"Artati, buka pintunya!"
Seruan itu sama sekali tidak dihiraukan. Ditutupnya kedua telinga rapat-rapat dengan bantal. Dan, di balik bantal itulah ia meluapkan dua perasaan yang berkecamuk.
Perasaan sedih dan benci.
Ya. Ia sedih sekaligus benci. Mengapa tadi kakinya menyelonong begitu saja keluar dapur sehingga tidak sempat menyensor adegan yang nyaris membuat jantungnya copot?
Maha Guru Ayah dan Nyai Fatimah saling berpegangan tangan.
Hhhh. Pemandangan itu! Sungguh, telah memporakporandakan hatinya.
Artati mencengkeram ujung bantal kuat-kuat.
Tiada hal yang lebih memilukan kecuali mendapati cinta bertepuk sebelah tangan.