Aku telah sampai di sebuah kota. Yang jantungnya ditumbuhi gedung-gedung tinggi, dan nadinya dialiri darah beraneka ragam ambisi.
Aku datang dari jauh, tuk mencari cintaku yang tersembunyi di antara rerimbun mimpi para pengejar asa.
Aku mengais-ngais harap. Yang tertimbun di sela-sela kepala batu. Dan, memercikkan doa-doa. Yang tenggelam di bawah cucuran air mata seorang ibu.
Duhai, waktu.
Aku telah sampai di sebuah kota. Yang andai bisa, ingin kumasukkan ia --- kota itu, ke dalam botol bekas minumanku.
***
Jakarta, 12 Juni 2022
Lilik Fatimah Azzahra (Ditulis di Setasiun Senen, saat menunggu pagi tiba)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H