Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cara Jitu Hadapi "Empty Nest Syndrome" agar Tidak Berkepanjangan

Diperbarui: 4 Oktober 2021   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orangtua kesepian| Sumber: Freepik via nakita.grid.id

Dua hari lalu datang ke klinik seorang ibu berusia lanjut ditemani oleh asisten rumah tangganya. Jalannya sempoyongan. Wajahnya tampak murung.

Ketika dokter menanyakan apa keluhannya, si ibu menyampaikan jika ia mengalami insomnia, kehilangan selera makan, dan seluruh badannya terasa lungkrah. Dokter lantas meminta si ibu berbaring di atas bed untuk pemeriksaan fisik lebih lanjut.

Seperti biasa, sebelum diperiksa dokter, saya ukur tekanan darah si ibu. Aman. Tidak terdeteksi adanya darah tinggi. Saturasi oksigennya juga bagus.

Tapi pas melepas peralatan tensimeter dari lengannya, si ibu membisiki saya dengan mata berkaca-kaca, "Nelangsa hatiku, Sus. Anakku banyak tapi di masa tua seperti ini aku dibiarkan sendirian. Serasa hidupku tidak berguna."

Saya menyimak keluhan si ibu sembari mengelus-elus punggung tangannya, berusaha menenangkan.

"Anak-anaknya sudah mentas semua dan mereka sibuk. Jadi jarang menjenguk maminya ke rumah." Asisten rumah tangga si ibu menambahkan. Saya hanya mengangguk.

Dari penuturan singkat si ibu, saya bisa menyimpulkan jikalau beliau sedang mengalami suatu kondisi bernama Empty Nest Syndrome.

Image by Shutterstock

Oh, ya. Apa sih Empty Nest Syndrome itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline