Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi: Bersamamu, Malam Terasa Hangat dan Basah

Diperbarui: 17 September 2021   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by pixabay

Kekasih, kauhadir saat malam baru saja usai kudekap. Kauseka tabir di ujung mataku dengan senyum paling pikat.

Wahai, pemilik semesta kata-kata, pengrawit segala lika-liku kisah. Izinkan kumerebah di atas punggung perkasamu, barang sejenak. Tuk sekadar melabuhkan hasrat di hati yang tak henti riuh menggelegak.

Hasrat yang selama ini tersembunyi di balik kilau sayap kunang-kunang. Hasrat yang kebingungan ke mana kaki mesti melangkah menuju rumah bernama pulang.

Hangati aku, duhai pemilik api yang menyala dalam denting bening gerimis. Cumbui jiwaku, di antara kersik dan luruh dedaun pohon randu.

"Itu bukan pohon randu!" Sergahmu. "Tapi tunas rindu. Tunas yang pernah kita tanam di pelataran senja berwarna biru lazuardi. Dan, kita adalah saksi atas kelahiran berbait-bait anak puisi."

Lalu mata kita bersepandang. Bertukar cerlang dengan serpihan cahaya bulan.  

Oh, Tuan ....

Bersamamu malam terasa hangat dan basah. Menenggelamkan sunyi yang lelah dikelabui oleh resah.

***
Malang, 17 September 2021
Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline