Jika kau kehilangan cinta, maka kelak akan datang cinta lain yang lebih baik, yang siap mengisi kekosongan hatimu.
Berkali aku membaca quote itu untuk menyemangati diriku sendiri.
Ya, aku tidak boleh menyerah begitu saja hanya gara-gara cinta yang terputus di tengah jalan. Meski untuk bangkit dari keterpurukan itu, sungguh, terasa amat sulit.
Sebab hatiku terlanjur kuberikan sepenuhnya hanya kepada Mas Joko.
Ya, Mas Joko. Di mataku ia sosok yang sangat sempurna. Amat sangat sempurna. Nyaris tak kulihat kekurangan apa pun melekat pada dirinya.
Tapi, sudahlah. Percuma membahas kebaikan dan kesempurnaan seseorang yang pada kenyataannya tidak bisa menjadi milik kita. Maka cukup sampai di sini. Aku ingin melupakan semuanya. Aku ingin memulai hidupku dari awal lagi.
"Kau sedang menunggu seseorang?" mendadak sebuah suara menegur, dari belakangku.
"A-ku? Oh, tentu saja tidak!" Gagap aku menjawab.
"Hati-hati. Kakimu sudah menginjak bahu jembatan paling tepi. Kau bisa terjatuh. Kecuali --- kalau kau memang berniat untuk bunuh diri."
Busyet, eh, maksudku, siapa pula laki-laki yang tiba-tiba muncul dan mengkhawatirkan keselamatanku?