Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Berperilaku Narsis, Berbahaya atau Tidak?

Diperbarui: 15 Desember 2020   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:aura.tabloidbibtang.com


"Berkaca mulu. Narsis amat! Awas cerminnya pecah!" 

Seorang istri menegur suaminya yang pagi-pagi sudah sibuk mematut diri.

"Lah, situ juga. Dari tadi selfa-selfi. Itu juga narsis, tahu!" Sang suami berseru tidak mau kalah 

Dan, perdebatan kecil itu sepertinya tidak perlu berlanjut.

Narsis dalam Batas Wajar

Tidak dipungkiri nyaris dari kita pernah berperilaku narsis. Entah itu disengaja atau tidak.

Sebagai contoh. Saat melewati area parkir tidak sengaja kita melihat spion mobil entah milik siapa. Spontanitas kita mengintip spion tersebut untuk sekadar merapikan rambut, hijab, atau tersenyum-senyum kecil.

Atau, pas lewat di depan sebuah toko atau mall yang memiliki cermin besar, tahu-tahu kaki berhenti melangkah. Bukan untuk melihat-lihat barang yang tengah dipajang, melainkan melirik diri sendiri apakah masih rapi ataukah sudah berantakan.

Narsis berselfi ria pun demikian. Rasa-rasanya tidak afdol jika tidak mengabadikan wajah kita sendiri setiap mengunjungi suatu tempat. Cekrek!

Jangan khawatir. Perilaku narsis di atas masih tergolong wajar. Setiap orang berhak untuk menyenangkan diri. Yang penting saat melakukan tindakan narsis itu tidak berpotensi merugikan atau mengganggu kenyamanan orang lain

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline