Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

[Cerpen Wayang] Banowati, Dendam Cinta yang Tak Kunjung Usai

Diperbarui: 2 November 2020   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:wayangindonesia.wordpress.com

Bukan salah Aswatama jika ia jatuh cinta pada Banowati--putri ketiga Prabu Salya dari Kerajaan Mandaraka. Gadis itu memang telah tumbuh ranum, cantik dan seksi.

Tapi sayang, Aswatama harus mengubur dalam-dalam perasaan cintanya itu. Ia sungguh sangat tahu diri. Siapa dirinya dan siapa Banowati.

Ada jurang pemisah bernama kasta.

Rasa minder membuat Aswatama menjauhkan diri dari keramaian. Ia memilih menyepi, fokus pada urusan berlatih memanah.

Ya. Memanah. Itulah satu-satunya pelarian terbaik bagi Aswatama. Meski tak bisa dipungkiri, sesekali mata lelakinya yang dipenuhi rasa cinta itu diam-diam mencuri pandang saat Banowati melenggang kemayu di hadapannya.

Akan halnya Banowati. Ia sudah lama menaruh hati pada Arjuna. Lelaki paling tampan dalam dunia pewayangan. Lelaki sakti mandraguna tak tertandingi yang berjuluk lelananging jagat.

Gelagat Banowati itu terbaca pula oleh Aswatama.

"Cinta memang selalu begitu. Deritanya tiada akhir." Angin berbisik lirih di telinga Aswatama. Membuat putra Drona itu mendongak menatap langit. Lengannya yang kekar seketika menarik kuat-kuat tali busur yang digenggamnya.

Seekor burung yang pagi itu terbang mengangkasa siap menjadi sasaran kegundahan hati Aswatama.

"Menghindarlah kalau kaubisa!"

Lalu, tap! Burung tak bersalah itu jatuh menggelepar di atas permukaan tanah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline