Lama ingin kusampaikan keluh kesah ini; seharusnya aku tidak jatuh cinta kepadamu.
Sebab jatuh cinta kepadamu seperti mengasah sebilah belati. Yang sewaktu-waktu bisa menikam dan menghunjam dada sendiri.
Nyeri.
Beberapa kali aku ingin mencurahkan keluh kesah ini; seharusnya aku tidak jatuh cinta kepadamu.
Karena jatuh cinta kepadamu selayak menjahit udara menggunakan benang kusut. Mengurainya selalu gagal dan luput. Sementara jarumnya berulangkali menusuk jari jemari hingga ke ulu hati.
Sakit.
Tapi seperti yang selalu kautegaskan. Bahwa berkeluh kesah tidak akan menyelesaikan persoalan. Keluh kesah hanya akan menjadikan hidup berlalu sia-sia. Serupa mata pedang yang membelah permukaan air samudera.
Baiklah. Kuletakkan saja keluh kesahku ini di atas bongkahan batu-batu. Agar ia ditemukan oleh barisan angin puting beliung. Yang akan membawanya terbang hingga ke negeri awan.
Perihal jatuh cinta kepadamu, sungguh. Aku telah kehilangan ruang dan juga waktu. Untuk sekadar mengatakan; Tuan, aku semakin rindu.
***
Malang, 27 Oktober 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H