Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Perempuan yang Tenggelam Dalam Pusaran Hujan di Matanya

Diperbarui: 6 April 2020   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Shutterstock


Baginya, hujan semirip lemari tua. Yang memiliki banyak laci untuk menyimpan beragam buku cerita rahasia. Juga, tempat paling aman untuk menyembunyikan segala perasaan. Tentang cinta, rindu, serta perihal gugurnya harapan-harapan yang tak sempat tersampaikan.

Kadangkala. Ia melihat hujan sebagai teman seperjalanan paling bisa diandalkan. Yang tak segan membawakan berlembar-lembar helai sapu tangan. Untuk sekadar menyeka airmata. Dari sudut mata yang menua akibat terlalu sering disinggahi dan dipecundangi oleh luka.

Suatu ketika. Ia menyaksikan hujan bertiwikrama menjadi pelakon seni drama. Di atas punggung senja mereka mempersembahkan kisah paling absurd dan istimewa. 

Diiringi orkestra sunyi, perempuan itu memutuskan untuk ikut menari. Lalu menenggelamkan diri dalam pusaran air. Hanyut sampai ke tepian waktu paling hilir. 

Hingga langit lupa bahwa ia pernah ada. Hingga musim amnesia bahwa ia pernah terlahir prematur ke dunia.

***

Malang, 06 April 2020

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline