Biarkan semesta bicara. Tentang hati dan ruahan rasa. Tentang bagaimana kamu mencintaiku dengan cara tak biasa. Dan tentang aku, yang mencintaimu dengan cara amat luar biasa.
Kita boleh saja berselisih paham perihal bagaimana anak-anak rindu mesti dijinakkan. Katamu, biarkan saja mereka bebas! Berlarian di hampar padang savana yang luas. Sementara aku lebih memilih, mengurung rindu di ruang paling sunyi dan tersembunyi.
Biarkan semesta bicara. Tentang apa-apa yang selama ini kita rasa. Tentang pohon cinta yang semakin tinggi dan berbuah lebat. Tentang sakit rindu yang kian hari kian menghebat. Juga, tentang kamu, aku, yang menunggu betapa lambatnya waktu membangun jembatan bernama titik temu.
***
Malang, 11 Maret 3020
Lilik Fatimah Azzahra