Aduh!
Suatu pagi, sekitar 4 bulan lalu, saat bangun tidur tiba-tiba saya merasakan bahu dan lengan kiri ngilu. Sulit digerakkan. Sakit sekali.
Semula saya mengira ini hanya ngilu biasa. Saya lantas mengingat-ingat, mungkin saya semalam salah mengambil posisi tidur atau orang Jawa biasa menyebutnya kecetit.
Saya berusaha meredakan rasa ngilu itu dengan mengolesi balsem. Berharap rasa sakitnya segera menghilang.
Tapi hingga berhari-hari rasa ngilu disertai nyeri tidak juga kunjung membaik. Bahkan semakin parah. Terutama pada tengah malam dan saat menjelang bangun tidur.
Sungguh, saya merasa sangat tersiksa. Rentang gerak tak lagi leluasa. Saya tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengikat rambut, melepas dan mengenakan baju dengan nyaman.
Keadaan seperti ini membuat saya memutuskan untuk pergi ke Puskesmas terdekat. Memeriksakan kondisi bahu dan lengan saya dengan harapan secepatnya mendapat pengobatan.
Setelah diperiksa sedemikian rupa oleh dokter Puskesmas, saya diberi obat pereda nyeri dan kalsium yang harus dikonsumsi selama satu Minggu. Dengan catatan, jika dalam satu Minggu kondisi lengan tidak juga membaik, saya diminta datang kembali untuk kontrol ulang.
Melakukan Berbagai Upaya Pengobatan
Setelah bolak-balik ke Puskesmas dan menghabiskan sebegitu banyak obat-obatan--- nyaris berminggu-minggu, namun rasa nyeri dan kaku pada bahu dan lengan tak juga kunjung mereda, sayapun mulai berupaya mencari pengobatan alternatif lain.