Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Yang Tersisa dari Hujan Tadi Malam

Diperbarui: 12 Februari 2020   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: 8tracks.com

Kita sedang duduk di hadapan tungku perapian. Menunggui hujan yang turun tanpa jeda. Kamu bersedeku lengan, dan aku meringkuk dalam diam, tanpa suara tanpa senyuman.

Yang kuyup di luar sana. Mengapa yang basah hati kita?

Kita lantas sibuk menghitung barisan gerimis. Yang jatuh berhamburan secara ritmis. Hanya demi menutupi hati. Yang diam-diam menahan tangis dan rasa perih.

Rasa ini, mengapa kian hari kian merapuh? Tidakkah kita berupaya meluangkan sedikit saja waktu? Untuk sekadar menjumputi sisa-sisa cinta, yang barangkali masih ada. Di lekuk bibir dan di sepandang tatap mata.

Kita masih saja duduk bertahan. Diam. Di hadapan tungku perapian. Ditingkahi sunyi. Dikremasi rasa sepi.

Sampai kapan kita akan terus seperti ini?

***

Malang, 12 Februari 2020

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline