Kepada lelaki yang tak pernah sampai di depan pintu kamarku,
di antara reruntuhan daun-daun mahoni
aku melihatmu
berdiri
beberapa depa
dari pintu kamarku yang tak pernah tertutup
di antara wangi kuntum bunga seroja
aku membiarkanmu
merasuk ke dalam halaman buku-buku yang kubaca
merupa huruf-huruf
berhamburan
menunggu kueja satu persatu
di antara pergantian musim
yang sesekali terbatuk dan mendusin
aku ingin mengutukmu
menjadi udara
agar bisa kuhela
kapan saja
tanpa harus berdebat
dengan waktu, airmata
dan juga rindu
Kepada lelaki yang tak pernah sampai di depan pintu kamarku, bergegaslah! Di luar banyak angin. Dingin.
****
Malang, 29 Januari 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H