----
Seperti katamu, Lik,
cerita ini memang sudah cukup purba
Kita mencuri waktu diam-diam
dari malam,
dengan gelora dan hasrat yang memantik tubuh masing-masing
"Aku bisa menghentikan
bunyi jantung kita."
"Caranya?"
Kau penasaran.
Lalu berteriak
Nyaring
Mendesah
Belati tertancap di dadamu
Pembaringan kita memerah
***
Aaaaaahhhh....!
"Lik?!"
Tanganmu sibuk menyeka peluh yang membasahi keningku. Sementara aku merapikan selimut yang tersingkap hingga sebatas paha. Mataku nanar. Menatap wajahmu yang dingin.
"Kukira aku sudah mati," aku mencoba bangkit dari tidurku. Kau membantuku dengan menurunkan punggung sedikit agar bisa kugelayuti.
"Kau bermimpi tentang pembunuhan itu lagi?" tanyamu dengan senyum segaris. Aku mengangguk. Lalu tiba-tiba saja kau tertawa. Tawa yang terdengar ganjil di telingaku.