Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Kota yang Kau Tuduh Mengirim Gigil pada Puisimu

Diperbarui: 6 Desember 2019   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:fineartamerica.com

Malang, Kota yang Mengirim Gigil pada Puisiku

Kurasa bukan hawa kotamu yang membuat puisiku beku, tapi tentang kabar yang tiba di beranda
Entah apa yang merasukimu. Jampi mantra apa pula yang dibaca oleh lelaki itu, hingga hatimu terpenggal, bersedia dibawa menyeberangi lautan, dan tinggal di kegelapan hutan

Tidak. Kau sudah berjanji untuk menungguku

Berbulan-bulan aku berlayar, menyiapkan taman-taman, peraduan, tempat kita nanti bergurau berkelakar

Tapi rindumu untuk orang lain

 

(Petikan puisi Ayah Tuah)

----------

Semalam, pesan yang kaukirim jatuh di pelataran. Dihempas tarian hujan. Kupunguti satu-satu diksi-diksi yang berceceran. Kutemukan ada sekutu di situ, di antara rindu dan buncah cemburu.  

Aku melihat kelam itu tersulam samar di sudut redup cahaya matamu. Kusangkal itu bukan cemburu, bukan! Itu hanya rasa takut akan kehilangan. Dan aku ingin memelukmu saat itu juga. Menjatuhkan anak-anak rambut pada dadamu yang lapang seluas samudera.

Tentang kota yang kau tuduh mengirimkan gigil di puisimu, izinkan aku menyalakan dian-dian. Dari sobekan sayap kunang-kunang yang luruh di atas daun-daun. Dan setelahnya, aku ingin kau memutarbalikkan laju perahumu. Pulanglah. Menujuku. 

Aku masih setia menunggumu dengan segenap rindu. Utuh!

***

Malang, 06 Desember 2019

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline