Sayalah perempuan itu. Yang terperangkap di dalam ruang bernama rindu. Ruang di mana hanya ada sunyi. Dan nyala api yang cahayanya meredup hampir mati.
Benar. Sayalah perempuan itu! Yang memilih diam tak bergeming di dalam ruang yang dipenuhi aroma rindu. Ruang yang dindingnya terbangun dari serpihan mmpi -mimpi. Dan pilarnya terbuat dari patahan hati yang terlalu mencintai.
Sayalah perempuan itu. Yang bersembunyi di balik jubah masa lalu. Yang terkadang dipeluk erat bayang-bayang kelam sinar rembulan. Namun, lebih seringnya dicumbui hujan yang menyaru sebagai kenangan.
***
Malang, 31 Oktober 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H