Bahwa untuk menjadi kekasih yang berbesar hati, aku tak ragu melakukan ritual ini. Mandi kembang di tengah malam. Mengunyah pecahan bulan pada saat purnama jatuh berpendaran di pelataran.
Bahwa untuk menjadi kekasih yang tak mudah tersakiti, aku rela menjalani ritual ini. Mengubur angan di atas segala ingin. Mendekap harap di keriuhan sunyi yang mendingin. Menulisi udara dengan mantra-mantra yang digubah oleh pengembara yang mengaku hatinya terpenjara dilanun cinta nan menggelabah.
Bahwa untuk menjadi kekasihmu, aku tak segan melakukan ritual ini. Membakar langit hingga memerah saga. Mengendarai angin di atas setumpukan anak-anak mega. Menjumputi gugusan bintang-bintang. Membiarkan rindu bertukar tempat dengan gerimis dan tempias rinai hujan.
Dan, untuk menjadi kekasih terbaik di hatimu, segala ritual kulakukan tanpa jemu. Bahkan ketika diri harus menjelma menjadi ratu arca di cecandian, aku pastikan, aku sama sekali tidak menolak atau berkeberatan.
***
Malang, 13 Agustus 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H