Aku berjanji, di suatu hari nanti pasti akan kuajarkan padamu bagaimana semestinya menimang pendulum waktu dan juga menggembala anak-anak rindu.
Jika sekarang aku masih berdiri di ruang kegelapan merupa bayang-bayang, itu karena luka-luka masa silam belum sepenuhnya tersembuhkan. Luka itu masih tegak berdiri, enggan melepaskan diri, tak hendak beranjak pergi apalagi berniat berharakiri.
Aku berjanji, di suatu senja yang tampil tak biasa, di mana pipi langitnya tak lagi dikuasai warna merah saga, akan kuajarkan padamu bagaimana seharusnya mengungkapkan perasaan rindu, kepada seorang perempuan yang menanam hujan di pekarangan. Yang di hatinya tak pernah pupus menghidupkan harapan, bahwa suatu hari nanti takdir baik pasti akan datang menghampiri.
Aku berjanji, di suatu malam yang kelak disinggahi seribu cahaya purnama, akan kuberitahu padamu satu rahasia. Tentang hikayat sebuah cinta. Yang pernah kutitipkan pada seekor rama-rama, yang kini masih bertapa di dalam rahim ibundanya.
Dan aku berjanji. Akan menepati semua janji-janjiku itu sebelum matahari memutuskan mengubah arah terbitnya, dari timur beralih ke tenggara.
***
Malang, 05 Juli 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H